Kultum 262: Keberadaan Tuhan Allah Itu Jelas

Keberadaan Tuhan Allah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Tuhan Allah, pemilik segala sesuatu di seluruh alam semesta ini, memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui rancangan dan semua ciptaan-Nya yang sempurna. Jika manusia mau merenungkan “realitas sepele” atau remeh saja dalam kehidupan di Bumi ini, misalnya saja tentang nyamuk, seharusnya manusia itu akan sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan Allah itu memang ada, dan benar-benar Maha Kuasa.

Sejak saat manusia membuka matanya ke dunia ini, sebuah tatanan besar telah ada dan mengelilinginya. Manusia membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Sungguh menarik bahwa di atmosfer planet bumi tempat manusia tinggal ini, Allah telah menyediakan lebih dari sekadar oksigen yang mereka butuhkan. Dengan jumlah ini, manusia bernapas tanpa kesulitan.

Untuk keberadaan kehidupan di planet ini, keberadaan sumber panas sangat penting dan dibutuhkan. Dan untuk kebutuhan ini, matahari diletakkan Allah dalam jarak “yang sangat tepat” untuk memancarkan jumlah panas dan energi “yang juga sangat tepat” untuk kebutuhan hidup manusia.

Manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup; dan setiap sudut bumi ini “penuh dengan persediaan” yang sangat beragam. Demikian pula kebutuhan manusia akan akan air. Meskipun kita semua sudah lama tahu dan merasa memahami tentang air, sungguh kita akan terkejut dan tercengang jika kita mengkaji dan memahami mengapa “tiga perempat dari planet bumi ini” ditutupi Allah dengan air. Mengapa tidak separuh air dan separuh daratan.

Manusia membutuhkan perlindungan; di dunia yang diinjak ini. Ada tanah yang cocok untuk dibangun dengan segala macam bahan untuk sekedar membuat tempat untuk berteduh. Dan ini hanya beberapa di antara miliaran benda dengan detail yang memungkinkan untuk hidup di bumi ini.

Singkatnya, semua kebutuhan manusia hidup di planet bumi ini sudah dirancang Allah Subahanahu wata’ala dengan sempurna untuk kelangsungan hidupnya. Planet bumi ini tentu saja “diciptakan untuk manusia”, sebagaimana Allah bertanya secara retoris di dalam Al-Qur’an. Pertanyaan retoris adaalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab tapi harus menjadi renungan. Allah Subhanahu wata’ala bertanya,

اَلَمْ تَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ

وَمَا فِى الْاَرْضِ وَاَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهٗ

ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةً ۗوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ

فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيْرٍ

Artinya:

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan (QS. Luqman, ayat 20).

Memang interpretasi manusia tentang dunia ini hanya bertumpu dan tergantung pada “metode pemikiran yang diperolehnya”. Artinya, manusia berpikir dalam cara bagaimana mereka telah diajar. Dengan kata lain, memang kurang agamis. Itu karena manusia diajar dengan cara diindoktrinasi atau didekte. Mereka diberitahu bahwa ini adalah itu, dan ini begini karena kita melakukan ini. Singkatnya, doktrin kepada kita semua ini, belum banyak melibatkan Allah Subhanahu wata’ala.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *