Kultum 269: Al-Qur’an Terbukti Benar dan Masuk Akal 

Al-Qur’an Terbukti Benar
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Berbagai penelitian terhadap Al-Qur’an telah membuktikan bahwa Al-Qur’an berisi bukti-bukti kebenaran dan ajarannya jelas serta masuk akal. Al-Qur’an tidak memerlukan “lompatan iman” untuk mempercayainya. Tuduhan bahwa Muhammad meminjam atau mencuri isi kitab dari agama lain, khususnya Kristen dan Yahudi, juga tidak terbukti.

Banyak ilmuwan dan peneliti sangat terkesan dengan ajaran Qur’an tentang Tuhan dan menemukan bahwa hal itu tidak seperti kitab-kitab suci lain yang juga telah mereka pelajari. Hal ini sekali lagi membuktikan kepada mereka bahwa Al-Qur’an itu bebas dari semua interpolasi manusia. Mereka juga sangat terkesan dengan cara Al-Qur’an membicarakan secara khusus tentang Tuhan, dan sistem kepercayaan secara keseluruhan.

Seorang tokoh Islam Amerika Serikat yang juga mantan Kristen, Jamaal Zarabozo menjelaskan tentang “Tidak Ada Lompatan Iman” ini. Sebagai mantan Kristen, Jamaal mengalami masalah kepercayaan dan bagaimana mendapatkan solusinya. Hampir tidak mungkin untuk mendapatkan jawaban langsung mengenai dasar-dasar kepercayaan Kristen dari para pendeta dan imam. Kenyataannya, adalah “konsep keyakinan” agama lain dimaksudkan untuk menjadi “misteri” dan keyakinan pada apa yang tidak dapat benar-benar dipahami untuk bisa membuktikan iman seseorang.

Pendekatan itu tidak cocok baginya, dan dia masih menganggapnya tidak logis. Bagi Jamaal, kebenaran seperti yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, yang telah memberikan begitu banyak tanda-tanda yang menakjubkan dalam penciptaan, seharusnya tidak membuat seseorang harus mengatakannya, seperti yang dikatakan oleh Pastor Tertullian dari Gereja Afrika Utara abad ke-2, “credo quia absurdum est” (Saya percaya karena itu tidak masuk akal). Agama seharusnya tidak sekadar “berbasis iman”, sebagai sebuah “lompatan iman”.

Iman itu harus juga “berbasis pengetahuan”, sehingga hati dan pikiran menemukan pelipur lara di dalamnya dan tunduk padanya dengan tekad yang kuat. Dan inilah yang saya temukan di dalam Islam. Kita harus ingat bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam awalnya bertemu dengan orang-orang yang terlibat di dalam penyembahan berhala. Lebih jauh lagi, mereka pada umumnya tidak percaya adanya akhirat. Beberapa dari mereka tampaknya tidak memiliki persepsi yang jelas tentang Yang MahaTinggi.

Di lingkungan inilah Al-Qur’an diturunkan. Qur’an tidak hanya memberi mereka perintah untuk percaya. Memang tidak. Al-Qur’an memberi mereka bukti demi bukti, pelajaran demi pelajaran, tanda demi tanda yang harus membuat siapa pun percaya bahwa ada Pencipta dan bahwa Pencipta menciptakan manusia dan semua pekerjaan alam semesta yang luar biasa ini dengan tujuan, karena Dia bukan orang bodoh, atau Pencipta yang bodoh.

Oleh karena itu, Al-Qur’an dipenuhi dengan ayat-ayat yang menuntut manusia untuk berpikir. Intinya pesannya adalah, “Allah mengetahui bahwa jika manusia menggunakan kemampuan mental mereka dengan benar, mereka akan mengenali kebenaran dari apa yang Allah katakan dalam Al-Qur’an. Padahal, Islam mengajarkan bahwa pengakuan atas fakta-fakta tersebut adalah bawaan dalam jiwa manusia”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *