Desakan tersebut diberikan oleh pengamat militer Selamat Ginting dan pakar komunikasi politik Dr. Hendri Satrio pada acara “Menara Perubahan Talks” yang diselenggarakan oleh para relawan Menara Perubahan di Jl. Sungai Sambas, Jakarta Selatan, Rabu pagi (15/11).
“Mereka pemimpin instansi yang kebijakannya bisa mempengaruhi hajat hidup orang banyak,” ujar Hendri.
Tegakkan Sapta Marga
Terkait pimpinan TNI Polri yang disebut-sebut All the Presiden Men, Selamat Ginting mengakui semuanya memiliki kedekatan karena pernah menjabat Kapolri atau Dandim di Solo, saat Jokowi menjadi Walikota Solo sehingga mereka disebut All the President’s Men. Namun ia mengingatkan di era Pak Harto dulu All the President’s Men itu tidak mampu mengawal Pak Harto, tidak mampu membendung arus massa yanf menginginkannya turun.
“Karena itu mereka justru harus membuktikan bagaimana menjaga netralitas, harus jadi Sapta Margais sejati, bahwa mereka tidak boleh berpolitik, karena politik mereka adalah politik negara,” tutur Selamat Ginting.
Jangan sampai, tegas Selamat Ginting, para pimpinan TNI-Polri justru melacurksn diri menjadi antek-antek kekuasaan.
Untuk itu, Hendri Satrio meminta agar rakyat harus bersatu karena hanya dengan demikian mereka bisa menolak kemauan elit yang mendorong TNI-Polri tidak netral karena mendukung pasangan calon tertentu dalam Pilpres.
“Kalau ekonomi sulit masyarakat akan marah dan bergejolak. Demikian juga kalau terjadi kecurangan-kecurangan,” ungkap Hendri.
Ia mengingatkan para pejabat agar tidak meremehkan sejarah yang sudah mengajarkan kita bagaimana segala hal bisa terjadi bila rakyat marah sebagai peristiwa jatuhnya Soeharto pada 1998.
Mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan dalam Pemilu 2024, Hendri Satrio menambahkan, kemungkinan itu bisa terjadi, karena yang menentukan hasil Pemilu bukan saja pemilih tetapi juga tukang hitung hasil pemilu.
“Tapi kita percayakan TNI Polri akan menjaga keamanan negara,” pungkas Hendri.
Senada dengan Hendri, Selamat Ginting meminta masyarakat untuk memegang statemen Panglima bahwa TNI itu netral.
“Tapi kita harus kritis karena di banyak kasus menjadi ujian bagi TNI-Polri netral,” pungkasnya.