Quraish Shihab Menggambarkan Awal Mula Pendudukan Israel Di Palestina

Awal Mula Pendudukan Israel Di Palestina
Prof. Muhammad Quraish Shihab
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Ulama Islam Prof. Muhammad Quraish Shihab mengatakan bahwa kaum Yahudi dibenci jauh sebelum mereka menguasai tanah Palestina. Misalnya, pada masa Adolf Hitler, banyak orang Yahudi yang dibunuh (Holocaust) dan disebar ke berbagai negara.

Mereka tersedia di Yunani, Prancis, Inggris, Rusia, Eropa secara umum, dll. Karena terpisah, mereka ingin bersatu dan mempunyai negara sendiri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Demikianlah cendekiawan Muslim Profesor Muhammad Quraish Shihab mengawali ceramahnya tentang sejarah pendudukan Palestina oleh kaum Yahudi di channel Youtube Bayt Al-Qur’an.

Pada Perang Dunia Pertama (1914-1918) terjadi perang antara Inggris Raya, Amerika dan sekutunya melawan Kesultanan Utsmaniyah.

Saat itu, Menteri Luar Negeri Inggris berjanji akan memberikan negara kepada kaum Yahudi untuk mengembangkan dan menyatukan kembali kaum Yahudi yang tersebar di sana.

Tiga tempat diusulkan, ada pula yang mengatakan empat tempat. Pertama Argentina, kedua Uganda, dan ketiga Palestina. Ada yang bilang Afrika Selatan juga. Orang-orang Yahudi memilih Palestina.

Kemudian mereka mencari alasan agama. Dikatakan dalam Perjanjian Lama: “Tuhan menjanjikan tanah nenek moyang mereka kepada orang-orang Yahudi:

Palestina, tempat Nabi Sulaiman dan Nabi Daud memerintah.

Tetapi, lanjut kata dia, dalam Perjanjian Lama, ada janji Tuhan itu kepada Nabi Ibrahim, bahwa ‘keturunanmu itu diberi janji negeri di Al-Ardlil Muqaddasah, Negeri yang Suci.’

“Kalau memang kita berkata itu janji kepada Nabi Ibrahim dan anak cucunya, otomatis orang Arab juga dong punya hak di sana. Iya, kan?” ucap Quraish Shihab.

Tetapi, mereka tidak mau mengakui orang Arab sebagai anak Nabi Ibrahim. Ini terjadi karena Nabi Ibrahim menikah dengan perempuan budak. Anak keturunan itu, menurut mereka, bukan ditentukan oleh bapak, tetapi oleh ibu. Ibunya budak, berarti bukan anak Nabi Ibrahim.

“Itu alasan mereka. Tapi kalau kita tidak, itu anak Nabi Ibrahim mestinya, betapa pun,” katanya.

Dalam Perang Dunia I itu, lanjutnya, Inggris-Sekutu menang melawan Kesultanan Utsmaniyah. Hal itu, menurut Prof Quraish, memunculkan ambisi negeri-negeri Islam dan Arab. Yordania punya ambisi tanah yang luas.

Mesir punya ambisi memimpin negeri-negeri Islam. Tetapi, sambung Prof Quraish, dalam janji Inggris itu memberi pesan bahwa mereka harus hidup berdampingan, antara orang Arab dan orang Yahudi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *