Disway: Ompung Joglo

Ompung Joglo
Dahlan Iskan ziarah ke makam TB Silalahi.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

JOGLO

Hajinews.co.id – Jawa di tengah budaya Batak. Itulah bangunan makam Ompung Letjen TB Silalahi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saya ke makam itu kemarin. Robert Njoo sudah tiba sehari sebelumnya: menjemput saya di Bandara Silangit di Siborongborong.

Saya bergegas ke makam. Sampai lupa copot sepatu. Robert sudah menyiapkan dua karangan bunga: untuk dirinya dan untuk saya. Setelah menghormat tiga kali saya letakkan bunga itu. Saya pandangi fotonya: serasa masih belum tiada.

Makam Ompung –baca: Opung– berupa dinding marmer lebar setinggi dua meter. Di dinding itu dihiasi empat plakat tulisan: namanya, satu ayat dalam Injil dan ajaran kuno Batak.

Di balik tembok itulah tempat jenazah Ompung dan almarhumah istrinya. Yakni bangunan beton kubus 1,5 x 2 x 2 meter –menempel ke dinding marmer.

Bangunan joglo Jawanya sendiri joglo yang besar. Tanpa dinding. Lantainya keramik mengilap. Bersih. Rapi. Kalau saja ada kebaktian di situ bisa untuk 100 orang.

Joglo itu dibangun lima tahun lalu. Dari joglo ini terlihat Danau Toba yang teduh. Suhu udara sejuk. Selalu sejuk. Sepanjang tahun.

Di dekat joglo ini ada bangunan rumah adat Batak. Besar. Lalu ada gedung museum Batak yang modern dan kukuh.

Museum ini lagi tutup: kemarin adalah hari Senin. Libur sekali seminggu.

Di antara joglo dan museum Batak ada dua taman. Taman catur dan taman upacara adat zaman kuno.

Taman caturnya seluas lapangan badminton. Papan caturnya  keramik. Satu kotak caturnya setengah meter persegi.

Buah caturnya setinggi perut saya. Patung beton. Berat. Saya dan Robert mencoba angkat satu. Tidak terangkat. Baiknya jangan diangkat. Didorong geser saja.

Taman catur itu juga bagian dari budaya Batak. Anda sudah tahu: orang Batak itu kalau lagi sendirian main gitar. Kalau berdua main catur. Kalau banyak orang bikin koor. Kalau bertiga tidak usah dikata.

Taman satunya lagi segerombol patung orang Batak kuno: melakukan ritual doa minta hujan.

Kami melintasi taman itu. Menuju miniatur huta Toba. Kampung Batak Toba. Dikelilingi naungan  bambu hidup.

Di huta inilah ada enam bangunan adat: tiga rumah adat Batak di kanan dan bangunan-bangunan adat lainnya di seberangnya.

Saya naik tangga rumah adat yang di tengah. Itulah rumah Ompung di masa kecil. Rumah asli yang dipindah ke situ. Pindahnya tidak jauh: hanya bergeser 300 meter dari kampung asal Ompung.

Rumah asli orang Batak terbuat dari kayu. Bagian kolongnya untuk kandang kerbau. Tidak ada kamar-kamar. Semua penghuni tidur di lantai. Juga tidak ada lemari atau meja.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *