IPHI Sragen Harus Jadi Lokomotif Kajian Al-Qur’an

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Sragen menyelenggarakan Pengajian Ahad Legi pada 26 November 2023.

Acara berlangsung sangat meriah karena dihadiri oleh hampir 1000 orang anggota. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars IPHI yang dinyanyikan oleh tim paduan suara tampak sangat profesional.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sekretaris IPHI Jateng, Dr. Mohammad Nasih, M.Si., pada awal taushiyahnya memberikan pujian. “Ini adalah acara pengajian di IPHI yang paling serius yang pernah saya hadiri. Bukan hanya jama’ahnya meluber, tapi paduan suaranya luar biasa”, guraunya disambut tepuk tangan seluruh yang hadir.

Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum PP IPHI, H. Ismet Hasan Putro dan juga Ketua IPHI Jawa Tengah Drs. Harsono, M.B.A.

Dalam sambutan, Ketua IPHI Kabupaten Sragen menyatakan bahwa IPHI Sragen terus memfasilitasi anggota untuk meningkatkan pemahaman keislaman dan juga kebangsaan melalui kajian rutin, walaupun hanya sebulan sekali. Namun, IPHI Sragen selalu memilih pembicara berkualifikasi tinggi, sehingga benar-benar memberikan pencerahan.

Ketua IPHI Jawa Tengah memuji IPHI Sragen yang mampu terus mengkonsolidir para anggotanya secara optimal. “IPHI Sragen memang lain. Bukan hanya gedungnya yang besar, tapi anggotanya terbina dengan baik dengan amal yang konkret”, terang pengusaha POM bensin di Semarang dan sekitarnya itu.

Sementara Ketua Umum PP IPHI menjelaskan tentang dinamika konflik di internal IPHI di level pusat dan beberapa di level provinsi yang dihadapi dengan jalan yang beradab. Walaupun pihak sebelah menggunakan cara-cara intimidasi dan pemalsuan. “Kita ini memiliki prinsip haji mabrur sepanjang hayat. Ini saya anggap sebagai ujian untuk istiqamah dalam prinsip itu. Tapi, tak lama lagi akan terlihat mana yang benar, dan mana yang akan jadi tersangka. Proses hukum terus berjalan.” terang mantan Dirut RNI itu.

Puncak acara adalah taushiyah yang disampaikan oleh Dr. Mohammad Nasih, M.Si. yang mengawali dengan keharusan IPHI memperkuat pengajian dengan kajian. “Pengajian dilanjutkan pengkajian adalah kewajiban IPHI, karena dua kata itu sebenarnya berasal dari satu kata, yaitu haji. Di-Jawa-kan menjadi kaji. Ada ceritanya ini. Dulu, setiap kali ada yang pulang dari haji, selalu didatangi oleh tetangga untuk belajar membaca al-Qur’an dan pemahaman Islam yang didapatkan dari Makkah selama haji. Di perjalanan sepulangnya, kalau ditanya dari mana? Dijawab dari rumah pak dan bu kaji. Lalu muncul kata kajian dan pengajian”, terang doktor ilmu politik UI yang kini juga jadi caleg PAN DPR RI Dapil I Jateng itu.

“Kita harus menjadi lokomotif untuk menjalankan tujuh kewajiban kepada al-Qur’an berupa membacanya, mengartikannya, menghalalkannya, merenungkannya, mengerjakannya, mengajarkannya, dan memperjuangkannya.” terang suami dr. Oky Rahma Prihandani yang dilanjutkan dengan uraian detil tentang sejarah bacaan dan penulisan al-Qur’an di masa Nabi dan para sahabat.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *