Disway: Pleno Vital

Pleno Vital
Perusuh Disway saat melakukan pleno di pelataran Candi Prambanan.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – Istilah perusuh Disway hampir saja jadi masalah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yakni ketika Inneke booking tempat di kompleks Candi Prambanan ,Yogyakarta.

Kata ”perusuh” membuat manajemen Candi Prambanan khawatir: keselamatan candi warisan budaya dunia itu bisa terancam. Inneke sampai harus menjelaskan riwayat lahirnya istilah ”perusuh” di media ini.

Clear. I Gusti Putu Ngurah Sedana, purnawirawan TNI-AL yang jadi general manager Candi Prambanan pun ikut perayaan Disway: mulai pukul 05.00. Sabtu pagi kemarin.

Pesertanya: 40 perusuh Disway, 180 anggota senam Disway dari Surabaya, 50 orang paguyuban senam Yogya Minomartani, awak Harian Disway, dan Pak Putu beserta stafnya.

Inilah acara Disway terbaik: keindahan lokasinya maupun pengaturan acaranya. Tidak ada isu hujan badai. Tidak ada ular berbisa. Tidak ada pocong.

Justru ada uniknya: para perusuh datang ke Candi Prambanan dijemput dengan kereta kelinci –odong-odong.

Para Perusuh Disway dijemput Odong-Odong dari hotel ke Candi Prambanan.–

Hotel tempat mereka bermalam memang hanya tiga kilometer dari lokasi senam. Kalau pun naik bus hanya tiga menit. Kebetulan ada odong-odong yang berkapasitas 40 orang. Pas. Seru. Semua kembali jadi kanak-kanak –selama 15 menit.

“Jangan-jangan jumlah perusuh  dibatasi 40 orang agar sesuai dengan kapasitas odong-odong,” gurau seorang perusuh yang di Prambanan pun tidak berhenti merusuh.

Kalau saya boleh memberikan piagam penghargaan kepada mereka, maka juara perusuh di forum ini adalah: Anda sudah tahu.

Beliau berusia 70 tahun. Sudah bekerja di Telkom sejak masih SMA. Lalu ke Telkomsel. Sambil terus kuliah. Jadi akuntan. Alumnus UGM. Tugasnya pindah-pindah wilayah.

Seperti juga banyak lelaki ia pernah terkena prostat. Dioperasi. Kambuh lagi. Dioperasi lagi. Sampai tiga kali. Lalu mendalami akupunktur. Sampai ke Guangzhou. Ia ingin berpraktik sebagai akupunkturis. Tidak bisa. Akupunkturis pun sekarang harus dokter. Agar bisa dapat izin praktik.

Secara pribadi ia bisa membantu teman-temannya. Tiga orang sekerjanya, katanya, sembuh dari prostat. Maka ia menawarkan, malam itu, penyembuhan lewat ilmunya.

Kebetulan seorang perusuh dari Padang Sidempuan, Marwan Hamhis Siregar, ingin menolong temannya di kampungnya sana: saraf belakangnya terjepit.

Jumat malam kemarin, setelah makan malam, para perusuh memang berkumpul.

Pleno pertama.

Saling memperkenalkan diri. Sebanyak 15 orang pernah ikut di muktamar pertama di Agrinex, Banten, tahun lalu.

Inilah pleno Prambanan yang akan dikenang seumur hidup. Terutama oleh para lelaki, atau yang punya suami laki-laki.

Juara perusuh ini sampai memeragakan bagaimana menjaga keperkasaan alat vital laki-laki. Prostat memang terhubung dengan alat vital itu.

Ternyata, dari penuturannya, begitu banyak cara menjaga keperkasaan. Ada yang alat vitalnya harus dilatih digantungi besi. Tiap hari. Secara bertahap. Mulai dari besi seberat 2 kg. Naik ke 2,5 kg. Naik terus. Sampai 10 kg. Bahkan kalau bisa sampai 25 kg.

“Saya sendiri pernah melakukan sampai 25 kg. Tapi yang rutin saya lakukan adalah 10 kg,” ujarnya.

Diskusi dengan para Perusuh Disway yang saat itu tak sengaja membahas keperkasaan pria.–

Masih banyak teknik lain lagi. Mulai dari membetot, mengulir, sampai mengelus. Bahkan membanting-bantingkannya ke meja. Semua diperagakannya di depan pleno dengan kedua tangannya.

Jangan ditanya lagi gemparnya pleno Jumat malam kemarin. Sampai Vivian Vanessa, awak Harian Disway, merebahkan kepalanya di meja. Dia tidak tahan tertawa. Dia masih jomblo. Lulusan summa cum laude dari Universitas Ciputra.

Beliau sendiri sedikit pun tidak tertawa. Wajahnya segar. Tampilannya tidak terlihat 70 tahun. Perkasa.

Saya juga ingin seperti beliau: tidak cepat tua. Pun ingin tetap perkasa. Tapi saya bertekad tidak akan melakukan penggantungan besi itu. Mana tahan. Dan lagi dokter saya pasti melarang: itu tidak cocok di mata ilmu kedokteran.

Pleno pertama ini juga membahas penyakit lama Disway: sulit upload komentar. Setelah sukses dibahas di Agrinex dulu, keluhan itu menurun. Lalu belakangan naik lagi.

Tim IT Disway hadir lengkap di pleno itu. Termasuk ketua timnya: Acip Setiawan. Belajar tidak pernah berhenti. Ternyata belakangan lebih sering muncul ”serangan” siber ke server Disway. Merusak sistem.

Satu serangan diatasi muncul yang lain: lebih canggih. Media jenis baru ternyata  punya kelemahannya sendiri. Apalagi kalau namanya cepat melejit.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *