Disway: Antre Akhir

Antre Akhir
Warga yang antre menonton sidang Donald Trump membawa sejumlah poster ejekan.--


banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – Anda sudah tahu: akhir cerita antrean masuk sidang Presiden Trump ini seperti apa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Setidaknya sudah merasa: sampai seri ketiga tulisan kemarin belum juga berisi jalannya sidang.

PHP selalu ada di kehidupan. Salahnya yang mudah terkena harapan palsu.

Ketika ada petugas yang meneriakkan “jangan ada yang meninggalkan antrean” mulailah senang. Rasa penat berkurang. Antre tidak akan lama lagi.

Ternyata teriakan itu untuk yang antre di barisan kiri. Kami di barisan kanan. Awalnya barisan kiri itu tidak ada. Setelah dua jam barisan kanan mengular mulailah ada barisan kiri.

“Mestinya saya di situ,” kata saya dalam hati. Itulah antrean untuk wartawan.

Tapi tidak. Sesama wartawan mereka punya keplek. Saya tidak. Keplek itu terlihat dikalungkan di leher. Lebar. Ada nama dan dari media mana. Untuk mendapatkannya tidak bisa mendadak.

Kian lama barisan kiri itu kian panjang. Menyamai panjangnya antrean kanan. Media pun ternyata harus antre lebih satu jam.

Selama antre saya lihat dua kali petugas memeriksa sekilas barisan kiri itu: apakah semua berkeplek.

Tidak ada yang menyelundup. Tidak juga anak Pak Iskan.

Ia memang tidak terlalu ingin meliput jalannya sidang. Ia ingin tahu sidangnya. Soal isi sidang media sudah melaporkannya dengan lengkap. Saya tidak akan mampu melakukan yang lebih baik –kecuali sejak awal mengikutinya.

Bagi yang ingin mengetahui pokok-pokok sidangnya pun sudah ada bung Mirwan Mirza. Melaporkannya lebih cepat. Bung Mirwan tidak terikat deadline seperti saya.

Bagi yang ingin tahu lebih lengkap berterima kasihlah pada bung Agus Suryonegoro III –sampai menulis sepanjang 99 paragraf. Saya sampai geleng kepala.

Pukul 08.30 antrean kiri bergerak. Saya hitung: 89 wartawan. Yang tua-muda-laki-perempuan imbang. Habis. Antrean kiri kosong. Otomatis muncul PHP baru: yang kanan pun akan segera bergerak.

Saya justru mulai realistis. Saya sudah tahu berapa jumlah tempat duduk di ruang sidang itu. Saya sudah masuk ruang sidang itu kemarinnya. Sudah saya hitung: delapan bangku panjang; kanan kiri; satu bangku tujuh orang; deret paling depan untuk bangku tunggu tim jaksa dan pengacara.

Tersisa… hitung sendiri. Lalu yang antrean kanan ini mau ditaruh di mana?

Saya mulai merancang skenario kedua: kalau gagal masuk ke sana harus pergi ke mana. Jadwal sudah saya kosongkan sehari itu.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *