Dosen Unpad Berinovasi, Kembangkan Alat Pemeriksaan Jantung Bagi Warga Desa

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Bentuknya persegi dengan bahan baku pelat besi, berwarna biru tosca dan memiliki sejumlah kabel berwarna kuning, merah dan hijau yang menjuntai keluar.

Sepintas, Anda melihat boks itu seperti boks pada umumnya, tapi siapa sangka boks itu merupakan holter monitor yang bermanfaat untuk pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) bagi pasien jantung.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Inovasi alat EKG itu berhasil dibuat Dosen Teknik Elektro, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran, Arjon Turnip bersama timnya.

Alat EKG itu, dinamai Arjon Portable Smart Cardio Holter Recorder yang memiliki banyak keunggulan yang canggih.

“Nah dengan alat ini kita hanya akan merekam jika ada dugaan gangguan, kalau tidak ada gangguan/normal-normal saja dia tidak akan direkam. Dengan demikian alat ini akan memudahkan kira-kira hari apa, jam berapa atau menit ke berapa gangguan itu terjadi,” kaa Arjon dalam keterangan dilansir dari laman detikJabar, Sabtu (16/12/2023).

Alat itu dapat digunakan dengan mudah, sebut saja jika pasien jantung yang menggunakan alat itu maka dapat dioperasikan oleh anggota keluarganya, perawat atau dokter.

Apabila alat tersebut merekam adanya gangguan saat dioperasikan maka informasinya akan terbaca langsung oleh operator.

“Operator di sini bisa keluarga pasien, perawat atau dokter umum sehingga diagnosa dini dapat diperoleh dalam waktu singkat. Sebagai informasi, hasil dari alat ini berupa angka, nantinya ada batasan angka untuk orang yang sehat atau gangguan jantung sehingga siapa pun bisa membaca hasilnya tanpa harus menunggu dokter jantung,” ungkapnya.

Menurut Arjon, alat ini memiliki perbedaan dengan alat EKG yang ada di rumah sakit. Perbedaan utama adalah ukurannya yang kecil dan tidak memerlukan kabel sehingga mudah dibawa kemana-mana (wireless).

“Perbedaan signifikannya yang pertama yang di rumah sakit kan pakai kabel, kalau ini wireless. Yang di rumah sakit itu datanya direkam di kertas, kalau ini dia direkam di Cloud Cloud jadi bisa direproduksi, bisa dibaca ulang, bisa diprint ulang, dan seterusnya dan juga ini ini wireless tadi satu-satunya. Yang kedua adalah ini alatnya kecil ini paling kalau dilihat itu sebesar ya mungkin 6 kali 10 cm ukuran lebar kotaknya dan tingginya itu paling sekitar 4×5 cm jadi kecil bisa dikantongin dan bisa dibawa ke mana-mana,” jelas Arjon.

Dapat Digunakan Warga Desa
Arjon mengisahkan latar belakang dia menciptakan alat EKG ini karena banyaknya orang yang tiba-tiba meninggal kemudian divonis serangan jantung, sedangkan dokter spesialis jantung biasanya hanya terdapat di perkotaan.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa akhir-akhir ini ada banyak yang meninggal tiba-tiba dan semua divonis atau dikategorikan penyakit jantung, untuk itu kita mencoba bikin alat mendeteksi supaya alat itu bisa dipakai 24 jam,” tuturnya.

“Yang kedua adalah dokter jantung biasanya jarang ada, hanya ada di kota. Nah bagaimana supaya masyarakat yang kebanyakan ada di pedesaan itu bisa menikmati kesempatan untuk memeriksakan kesehatan sehingga yang meninggal tiba-tiba di desa itu tidak disebut lagi kena santet,” ujarnya.

Selain itu, alat itu juga tercipta karena kita sadari jika mayoritas alat kesehatan Indonesia masih mengandalkan impor sehingga harganya jauh lebih mahal, penggunaannya tidak maksimal, dan perawatannya cenderung sulit.

Maka dari itu, Arjon bersama timnya berinovasi menciptakan Portable Smart Cardio Holter Recorder sebagai produk canggih buatan dalam negeri agar dapat dimiliki secara personal.

“Keunikan dan keunggulannya lainnya kalau untuk produksi sekitar kurang dari 4 juta harganya, udah termasuk sampai jadi, diharapkan sih bisa dimiliki personal juga karena sekarang banyak orang ternama yang kita lihat itu olahraga, habis olahraga tiba-tiba meninggal. Tentu penyakit itu tidak mungkin tiba-tiba ada, itu pasti sudah ada, tapi tidak disadari. Nah ini perlunya deteksi dini itu,” sambungnya.

Portable Smart Cardio Holter Recorder sudah dibuat sejak tahun 2015 namun sempat terhenti dan dilanjutkan pada 2018 hingga sekarang. Alat ini dibuat dalam dua versi, pertama, alat holter tersambung ke internet sehingga data pemeriksaan bisa dikirim ke Cloud operator.

Jika alat tersebut mendeteksi sesuatu yang mendesak maka secara otomatis bisa mengirim pesan ke operator dan berkomunikasi. Sedangkan kedua alat holter tanpa koneksi internet, mengingat masih banyak wilayah Indonesia yang susah jaringan internet.

Alat pemeriksaan EKG buatan pakar Unpad Arjon Turnip dan rekan

Alat holter versi ini dipasang SD Card untuk menyimpan sementara data pemeriksaan, lalu jika alat tersebut telah terhubung internet maka data pemeriksaan otomatis terkirim ke Cloud operator dan dapat dibaca hasilnya.

Meskipun membutuhkan internet, tetapi alat ini tidak membutuhkan aplikasi tambahan. Masing-masing versi dari alat holter ini memiliki tiga bagian utama.

“Untuk sensornya itu adalah modul sensor alat yang dipasang di badan untuk merekam data. Yang kedua dimasukkan ke modul prosesor sebagai filter untuk mendeteksi ada gangguan atau tidak. Yang ketiga modul untuk transmisi ke Cloud dengan teknik yang dikembangkan,” terang Arjon.

Arjon menuturkan, alat ini sudah pernah diuji ke pasien jantung dan tinggal menunggu izin Balai Pengamanan Alat dan Fasilitas Kesehatan (BPAFK). Apabila telah memenuhi izin maka nantinya alat ini akan diuji di beberapa puskesmas untuk monitoring pengambilan data sekaligus validasi dokter jantung yang terlibat. Tahap terakhir dari alat holter ini adalah produksi massal dan pemasaran.

Arjon terus menyempurnakan temuannya itu. Tahun ini, Arjon dan tim mengembangkan alat holter dengan menambah jumlah sensor dan bernegosiasi dengan industri terkait.

Arjon berharap alat ini bisa segera diproduksi massal agar manfaatnya pun bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di pedesaan.

Di akhir acara Hard Talk, Arjon berpesan agar selalu mendukung produk inovasi yang telah dihasilkan serta selalu fokus dengan apa yang sudah dimulai.

“Bagi sivitas akademika pesannya mari kita bangun alat itu dan sebaiknya kita jangan pindah-pindah gitu loh fokus begitu. Ketika kita mulai di situ, fokus terus ke situ supaya sampai akhirnya bisa menghasilkan produk karena banyak juga saya lihat peneliti beda kegiatan atau beda presiden beda lagi penelitiannya, nah kalau saya biasanya sih fokus mau siapapun pemimpinnya fokus di situ,” pungkas Arjon.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *