Disway: Sinuhun Breksi

Sinuhun Breksi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Bagian dalam Candi Prambanan pun, kata Kholiq, terbuat dari batu dari Sambirejo. Berarti sejak abad ke 4 atau 5 batu Sambirejo sudah terkenal punya kelebihan khusus: ringan, solid, kuat.

Kholiq juga masih ingat bagaimana mengerjakan pesanan 1x1x3 itu. Ia kerjakan selama 10 hari. Ia ke tebing bukit itu. Bersama 10 orang pekerja lainnya. Ia pahat tebing. Sampai ia dapatkan batu utuh dengan ukuran tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Desa Sambirejo pernah bergelar desa termiskin di Sleman. Lebih 100 orang mata pencahariannya dari menggali batu. Tidak perlu izin siapa-siapa. Itu bukit milik desa. Luasnya 23 hektare.

Setelah diketahui nilai sejarahnya, terbitlah larangan menggali batunya. Rakyat kehilangan pekerjaan. Kholiq pun jadi sopir truk. Ia ikut jejak ayahnya yang juga sopir truk.

Sultan Hamengkubuwono lantas memutuskan: menjadikan bukit Sambirejo sebagai objek wisata desa. Kementerian Pariwisata turun tangan. Demikian juga kementerian BUMN di zaman Rini Soemarno. Pun Kementerian PUPR. Tahun 2015 mulailah dibangun. Dengan dana Rp 15 miliar.

Desa sendiri mencurahkan jatah dana desanya untuk proyek ini. Total menghabiskan Rp 30 miliar. Jadilah Tebing Breksi tempat wisata yang sangat menarik.

Dari atas tower saya mengagumi desain dan pengerjaan proyek ini. Tidak kaleng-kaleng. Ada kolam besar di sebelah arena. Saya pun bertanya dari mana air itu.

“Itu air hujan. Tidak bisa habis. Lantai dasarnya batu yang solid,” kata Kholiq.

Kolam itu dalamnya 4 meter. Bukan kolam buatan. Itu kolam yang terjadi begitu saja karena batunya terus di gali di masa lalu.

Sultan Yogyakarta sukses mengatasi kesulitan ekonomi di desa. Melarang menggali batu dilengkapi jalan keluarnya. Melarang mudah. Mencarikan jalan keluar sulit. Tapi tidak sulit bagi Ingkang Sinuhun. (Dahlan Iskan)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *