Pedas! Ekonom UI: Pertanyaan Teknis Gibran Selevel Manager Bukan Presiden

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi, menilai bahwa pertanyaan yang dilontarkan calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka kepada cawapres lain berada di level manager bukan di level presiden. Hal itu diungkapkan Fithra menanggapi jalannya debat cawapres secara keseluruhan, pada Jumat (22/12).

“Pertanyaan Gibran dalam konteks etika tidak pas, yang ditanya terlalu teknis, itu di level manajer bukan presiden. Sisi teknis middle manager, kalau gak tahu itu panggil menterinya. Ini Gibran cocoknya middle manager,” tutur Fithra kepada Media Indonesia, Jumat (22/12).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Äpa yang disampaikan Gibran, kata Fithra terlalu tinggi. Bahkan, Fithra mengemukakan sepuluh ekonom cuma satu ekonom yang tahu soal SGIE.

Apa yang disampaikan Gibran, kata Fithra terlalu tinggi. Bahkan, Fithra mengemukakan sepuluh ekonom cuma satu ekonom yang tahu soal SGIE.

“Ini yang kalau saya lihat ia unggul, saya sebagai ekonom untuk performance dia, tapi tak ada brand yang kuat,” ungkapnya.

Fithra menyebut secara branding, cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut tiga Mahfud MD lebih unggul ketimbang Gibran.

Pasalnya, slepetnomics menjadi salah satu upaya pasangan Anies-Muhaimin menyelesaikan masalah perekonomian.

“Dalam konteks itu, nomor 2 apa yang mau dimajukan, karena sebenarnya nomor 2 punya program makan siang gratis itu justru tidak disampaikan secara dominan malah sedikit saja, Ketika ia bicara stunting, itu dari dokumen visi misi itu justru gak ada target pravelansi stunting, di satu ada persen, justru di nomor-nomor gak ada pravelansi stunting,” tegasnya.

Bahkan, sebagai dosen, Fithra menyayangkan sikap Gibran yang menjatuhkan Cak Imin dan Mahfud MD dengan pertanyaan yang kurang jelas.

“Sebagai dosen saya melihat kok ga pantas anak muda menjatuhkan orang tua, dua-duanya dijatuhkan, kesannya dites. Kalau mau tanya, tanya aja secara jelas. Pak Mahfud bertanya secara jelas, Gus Imin bertanya jelas,” tuturnya.

 

Waketum PKB: Pertanyaan-pertanyaan Gibran saat Debat Dangkal

Assisten coach Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Jazilul Fawaid menilai pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, saat debat tidak berbobot.

“Dilihat dari sisi pertanyaan. Itu pertanyaan yang maklum lah ya, dangkal,” ujar Jazilul usai debat cawapres berlangsung, Jumat (22/12).

Jazilul juga melihat Gibran tidak menyampaikan satu pun gagasan baru. Semua pernyataan yang dilontarkan cawapres nomor urut 2 itu bersifat substantif. Gibran, menurutnya, hanya menjiplak program ayahnya, Presiden Joko Widodo.

“Kalau bahasa kita, ya bahasa bapaknya saja. Tidak ada yang baru. Tidak ada satupun yang baru,” jelasnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PKB itu mengklaim hanya Muhaimin yang memiliki semangat pembaruan dan perubahan.

Salah satu kebaruaan yang disampaikan Muhaimin dengan memperkenalkan istilah baru dalam kamus pembangunan yaitu slepetnomics.

“Gus Muhaimin saja memiliki kebaruan dengan istilah slepetnomics. Yang lain hanya barang usang dikemas. Tidak ada barang baru,” tandasnya.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *