Disway: Ikut Semut

Ikut Semut
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Setelah agak dekat ke sungai, menurut rencana, baru belok kiri. Ternyata semua jalan belok kiri dijaga. Tidak boleh dimasuki.

Kami diarahkan terus ke utara, ke pinggir sungai. Itulah tujuan utama malam tahun baru: pinggir sungai.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saya sudah mencoba menjelaskan: tujuan saya ke hotel ”itu”, bukan ke pinggir sungai. Tetap saja tidak bisa.

Maka jadilah saya turis pada umumnya. Berjejal menuju pinggir sungai. Lalu belok kiri di situ. Bertabrakan dengan arus manusia yang dari jalan Nanjing Timur yang seperti air bah.

Ternyata saya bisa belok ke arah Peace Hotel. Hanya harus memutar. Mengikuti arus yang sudah diatur untuk kelancaran malam tahun baru.

Malam kemarin jalan Nanjing Timur dibelah dua: sisi selatan untuk pejalan kaki menuju sungai. Sisi utara untuk yang kembali dari sungai.

Yang membelah jalan itu barisan tentara. Bukan pagar. Barisan tentaranya bukan satu baris, tapi dua baris. Saling membelakangi. Antara barisan tentara yang menghadap utara dan yang  menghadap selatan ada zona kosong 1,5 meter. Rapi sekali.

Yang selatan penuh manusia menuju sungai.

Yang utara penuh manusia yang meninggalkan sungai.

Di tengah-tengahnya ruang kosong yang dipagari tentara.

Di tiap simpang empatnya ada pengaturan yang lebih rapi. Jalan yang memotong Nanjing Timur tidak ditutup. Kendaraan tetap bisa memotong jalan Nanjing Timur. Ikut lampu bangjo.

Menjelang lampu merah, 16 tentara membentuk gerakan rapi menutup jalan. Semua pejalan kaki harus berhenti di depan tentara itu. Suasananya menjadi padat. Seperti air deras yang dibendung. Tidak ada yang mencoba menerobos tentara.

Begitu lampu menjelang hijau, 16 tentara itu membuat gerakan seperti pintu membuka. Gerakan yang rapi khas tentara. Barisan 16 tentara itu tetap lurus. Disiplin. Seperti benar-benar pintu yang membuka. Pejalan kaki pun melintas.

Ratusan ribu manusia diatur seperti itu. Bukan tutup jalan secara permanen.

Pergerakan tentara itu sendiri menjadi bagian pertunjukan yang menarik di malam tahun baru. Saya pun menontonnya agak lama. Mas Tatang membuat videonya.

Seorang tentara minta saya tidak berhenti di situ. Saya bilang: saya hanya ingin lihat Anda mengatur orang, bagus sekali. Ia pun sedikit tersenyum. Senyum tegas. Membiarkan saya dan mas Tatang di situ.

Lalu masuk Peace Hotel. Saya hafal lewat mana. Pernah bermalam di situ. Sering nonton Old Jazz-nya.

Kali ini saya tidak bisa masuk.

“Sudah penuh,” kata petugas. “Tidak ada peluang sama sekali,” tambahnya.

Ups. Ya sudah. Nonton pengaturan manusia saja. Di sepanjang jalan Nanjing Timur. Yang sudah seperti sungai besar dengan manusia sebagai air bahnya. Hanya bedanya, airnya mengalir dua arah.

Sesekali saya merogoh saku baju tebal. Mencari VCO. Sudah seperti pakai lipstik: minyak di dalamnya sudah membeku. Sejak di Beijing. Tidak pernah mencair lagi. Tinggal buka tutupnya, oleskan ujungnya ke bibir, ke pipi, ke punggung tangan. Lalu diusap-usap.

Bangun tidur, saya merasa tetap aman. Muka saya tidak dipenuhi semut.(Dahlan Iskan)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *