Tim Prabowo Ingin Pangkas Subsidi Energi dan Naikkan Harga BBM dan LPG?

Tim Prabowo Ingin Pangkas Subsidi Energi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berencana tekan anggaran subsidi untuk meningkatkan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengingat tingginya biaya utang saat ini Rp 8.000 triliun.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno. Menurut dia, efisiensi tersebut harus dilakukan mengingat tingginya utang pemerintah akibat pandemi Covid-19. Efisiensi penyaluran subsidi menjadi opsi yang akan dibenahi jika ia memenangkan Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Subsidi kita itu masih terlalu besar dan tidak tepat sasaran, ini adalah salah satu yang akan kita sisir ke depannya untuk mendapatkan efisiensi APBN ke depan,” kata Eddy dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia, dikutip Kamis (11/1/2024).

Eddy mencontohkan, subsidi yang akan diefisiensikan pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang adalah subsidi yang selama ini tidak tepat sasaran dan cukup banyak memakan anggaran. Misalnya, subsidi BBM jenis Pertalite, serta subsidi tabung gas LPG 3 kg.

“Itu tidak kecil Rp 137 triliun itu adalah subsidi untuk Pertalite, Rp 93 triliun subsidi untuk LPG. 80% penikmatnya adalah masyarakat mampu. Kalau itu bisa kita atur sedemikian rupa sehingga tepat sasaran banyak yang kita bisa savings,” tegas Eddy.

Ekonom Ingatkan Ini ke Capres Soal Kelola Utang Negara

Selain efisiensi tersebut, Eddy mengatakan, penanganan utang yang telah tembus Rp 8.000 triliun itu juga akan dilakukan dengan meningkatkan rasio pajak Indonesia dari yang saat ini di level 10,4% menjadi ada kenaikan 0,6%-0,8% per tahun. Caranya adalah dengan ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan.

“Menurut saya itu bisa dilakukan. Kalau kita mengikuti aturan yang ada sekarang saja dan kita tekun untuk ekstensifikasi dan intensifikasi kita bisa menaikkan tax ratio kurang lebih 0,6%-0,8% per tahun,” tutur Eddy.

Sumber: cnbc

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *