Teguran Dari Allah SWT, Bukti Cinta dan Kasih Sayang Terhadap Hamba-Nya

Teguran Dari Allah SWT
Allah SWT
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idSaat Allah subhana wa ta’ala mulai menegur hambanya, inilah momen terindah hamba. Teguran artinya Allah menunjukkan kasih dan kebaikannya. Seorang hamba yang melakukan kesalahan di hadapan Allah, kemudian ditegur dari perbuatan salahnya (Allah akan menunjukkan kesalahannya), kemudian hamba itu akan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Teguran tersebut memiliki beberapa arti. Bisa dalam bentuk sapaan, mencela atau menasehati dan peringatan. Jika maksud teguran Allah sudah jelas, berarti nasehat itu diturunkan dari langit kepada hamba-hamba-Nya. Teguran juga merupakan peringatan dari Allah agar hamba tidak terjerumus dalam dosa lagi, melainkan segera kembali ke jalan pertobatan dan kemudian hidup taat.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dari Anas bin Malik, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi).

Menurut ustad dari kajian Manhaj Salaf Muhammad Abduh Tuasikal dalam kajiannya menyebutkan, jadi teguran dari Allah adalah tanda cinta dari-Nya. Dengan cara Dia memberikan ujian dan musibah. Jika bukan karena musibah atau ujian, tentulah akan banyak mata yang enggan menangis, hati yang enggan rendah hati, tangan yang enggan menengadah ke atas, bibir yang enggan Istighfar, kening yang enggan bersujud dan hidup yang terus lalai.

Sari hadits Anas bin Malik, beliaushallallahu ‘alaihi wa sallambersabda :

“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah).

Terkadang perut yang lapar, dompet yang kosong, tubuh yang terbaring sakit, masalah yang menimpa, musibah yang datang, seringkali dapat memberi pelajaran bermakna dalam hidup kita yang lalai. Itulah cara Allah Ta’ala menegur hamba-Nya.

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa.

Musibah dan ujian yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas, dalam pandangan manusia.) akan mendapat balasan pahala yang besar. Tanda Allah cinta dari Allah maka Dia akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih mengetahui keadaan hamba-Nya.

Kata Lukman -seorang shalih- pada anaknya, “Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ @ وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?”. “Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut 2-3).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *