Aktivitas Jokowi Dinilai Menurun, Usai Pencalonan Gibran Sebagai Cawapres Prabowo

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Pernyataan Presiden tentang setiap hari ada rapat kabinet agaknya terlalu berlebihan. Hal itu dikatakan I Gde Sudibya pengamat politik dan kebijakan publik, Minggu 20 Januari 2024.

Dikatakan, publik tidak memperoleh info cukup tentang apa yang disebut dengan Presiden sebagai “rapat kabinet harian”, karena media yang yang bertugas di Istana tidak memberitakannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurutnya, publik memperoleh kesan (kesan yang bisa saja salah) aktivitas Presiden di Istana menurun setelah pencalonan Gibran sebagai Cawapres mendampingi Prabowo, terlebih-lebih setelah dimulainya masa kampanye tanggal 28 November 2023.

” Yang membuat publik terperangah, justru pertemuan Presiden dengan Prabowo sebagai Menhan tanggal 29 November 2023 di Istana Bogor, padahal Prabowo Capres,” katanya.

Dikatakan, timbul prasangka publik (yang bisa saja salah), pertemuan ini adalah address ke publik bahwa Presiden mendukung Prabowo plus anaknya Gibran.

“Presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, tidak elok dan tidak pantas melakukan pemihakan dari sisi: aturan hukum, terlebih-lebih dari sisi etika publik,” katanya.

Menurutnya, justru yang menjadi sorotan berbagai media, kunjungan Presiden ke berbagai daerah, dengan membagi sembako dan pernyataan BLT akan digelontorkan selama bulan Januari 2024 sampai dengan Juni 2024.

“Di tengah masa kampanye, dimana Gibran ada di 02, dipersepsikan publik, sebagai bentuk kampanye terselubung untuk pemenangan pasangan 02,” ujarnya.

Ditambah lagi analisis dalam berbagai media, kunker Presiden kesannya (kesan yang bisa benar dan bisa salah) “membuntuti” “jalur” kampanye 03 Ganjar Pranowo.

‘ Lagi-lagi publik menilai, perilaku politik Presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, tidak pantas dan tidak elok dari segi etika,” katanya.

Semestinya “manuver” politik Presiden ini, lanjut Sudibya, segera dihentikan, supaya tidak terjadi bak kata pepatah: “nila setitik, merusak susu sebelanga”.

Dikatakan, masa jabatan Presiden hanya sampai 20 Oktober 2024, kurang dari 10 bulan, semestinya tidak dinodai oleh titik- titik hitam -dark numbers- dalam sejarah kepemimpinan negeri ini.

” Rasanya tidak ada istilah terlambat dalam melakukan “putar balik” -turn around-. Hanya saja yang diperlukan sikap rendah hati dan jiwa besar Presiden,” katanya.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *