Selamat Malam Menjelang Pagi Para Aktifis Punjual Harga Diri

Para Aktifis Punjual Harga Diri
Foto: Desak anies Purwokerto
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



by Geisz Chalifah

Hajinews.co.id – DI PERTENGAHAN tahun 80-an, sebuah diskusi yang dibuat di daerah Kebayoran. Kelompok studi mahasiswa yang namanya sudah agak lupa. Kelompok studi ini diketuai oleh Ismed Hasan Putro.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saya hadir saat itu. Salah satu pembicaranya adalah Purnawirawan Jendral TNI Hasnan Habib.

Baru saja acara itu dimulai, tak lama kemudian datang aparat, meminta acara diskusi itu dihentikan. Di masa itu dimasa kekuasaan dijalankan dengan tirani, kebebasan mahasiswa sangat dibatasi.

Kejadian semacam itu puluhan kali terjadi. Termasuk juga beberapa kali saya datang keacara diskusi di LBH Salemba, juga bukan sekali dua kali dibubarkan dengan alasan tak ada ijin atau ijinnya dicabut, dsbnya.

Oleh karenanya mahasiswa dimasa itu, melakukan perlawanan terus menerus dengan tema gerakan: Aksi Informasi.  Namun itu semua terjadi dimasa gelap demokrasi sebelum reformasi terjadi.

Kini setelah lebih dari 20 tahun reformasi. Setelah dengan berdarah-darah diperjuangkan. Bahkan banyak yang kehilangan nyawa, ntuk hadirnya demokrasi dalam perpolitikan Indonesia.

Berkali-kali ijin acara Anies Baswedan dicabut hanya beberapa jam sebelum acara.

Padahal yang dilakukan Anies Baswedan dan tim Ubah Bareng, adalah sedang melaksanakan agenda nasional. Yakni melaksanakan kontestasi Pilpres yang selayaknya difasilitasi, diberikan ruang untuk berkontestasi secara fair.

Untuk ketujuh atau kecedelapan kalinya acara Anies baswedan yang bertema Desak Anies, selalu dan selalunya dibatalkan alias dicabut ijin penggunaan tempat. Hanya dalam selang waktu beberapa jam sebelum acara.

Bahkan yang terjadi di Jogja adalah: Teman-teman Ubah Bareng sedang mempersiapkan sound siystem untuk acara esok harinya. Ijin penggunaan tempat sudah mereka miliki. Namun malam hari itu pula mereka mendapat kabar ijin yang sudah mereka dapatkan dicabut.

Bisa dibayangkan kerepotan yang mereka alami (anak anak muda Ubah Bareng). Dalam waktu yang sangat mepet, mereka harus cari tempat baru di malam itu juga, dan mempersiapkan segala sesuatunya dari awal kembali.

Belum lagi memberi kabar pada ribuan peserta yang sudah mendaftar. Bahwa tempat acara dipindahkan.

Yang menarik buat saya adalah: Sikap para aktifis yang dulunya berteriak terhadap hal yang demikian, kini sebagian dari mereka bungkam.

Mereka tak bersuara bahkan terkesan menikmati hambatan, juga tekanan yang dialami oleh Anies dan Tim. Semata-mata karena berada dalam posisi dukungan kepada paslon yang berbeda.

Bahkan ada pula yang dengan “Otak Dikit”nya memberi pembelaan atas tindakan itu, bahwa gedung tersebut adalah museum yang dikelola olah TNI. Sebuah pembelaan yang sungguh ironis dan tak logis, namun demi syahwat kekuasaan memang banyak orang bersedia untuk jadi Tolol. Tetmasuk manusia itu yang selama ini mengklaim sebagai aktifis di masa lalunya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *