Pedas! Eros Djarot: Seandainya Jokowi Tidak ‘Sodorkan’ Gibran, Dia Akan Dicatat Tinta Emas, Sekarang Dicatat di Daun Kelor Pun Tidak

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Budayawan Eros Djarot mengeluarkan pernyataan tajam terkait keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ‘menyodorkan’ Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.

Pernyataan tersebut diungkapkan dalam wawancara di YouTube Abraham Samad Speak Up yang tayang pada Senin, 29 Januari 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam pernyataannya, Djarot mengingatkan Presiden Jokowi agar tak hanya melihat Pemilu sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai sarana untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.

Ia menyayangkan jika marwah bangsa dikorbankan hanya karena dinamika politik Pemilu.

“Tolong dicatat nih Pak Jokowi, jangan dikira hanya Pemilu itu seolah-olah tujuan akhir, tidak! Pemilu itu sasaran antara untuk menuju ke satu titik yang lebih jauh, ya, Indonesia yang lebih baik, bukan setback kayak sekarang,” ungkap Djarot.

Djarot juga mempertanyakan kebijakan pemerintah yang menurutnya menanamkan benih-benih dendam dengan menahan dan mempermalukan sejumlah tokoh.

Ia menyatakan ketidakyakinannya bahwa orang seperti Airlangga Hartarto atau Khofifah Indar Parawansa benar-benar tunduk kepada Jokowi.

“Saya kok enggak yakin itu yang namanya Airlangga, Mbak Khofifah nggak mungkinlah, come on. Jangan bohonglah sama saya gitu,” tegasnya.

Djarot menegaskan bahwa keberpihakan pada kandidat tertentu tidak bermaksud merendahkan intelektualitas atau nurani teman-temannya.

Namun, ia merasa terpaksa untuk menyampaikan kekecewaan terhadap arah politik yang diambil.

“Saya harus bilang, Pak Jokowi ayo dong, jangan gitu. Harapan hati kecil saya jangan gitu Pak Jokowi,” ujar Djarot.

Ia menambahkan bahwa jika waktu itu Jokowi memilih calon wakil presiden dengan lebih bijak seperti Erick Thohir atau RK, hasil Pemilu akan mencatatkan prestasi tinta emas dalam sejarah Indonesia.

“Catat nih Pak Jokowi, tolong nih. Andaikan anda memilih waktu itu ya lebih cerdas. Saya harus terpaksa harus ngomong gini. Waktu itu Erick atau RK yang dimajukan, saya sudah bilang sama teman di PDP, siap-siap kalah dan pasti kalah. Tapi ternyata hukum alam mendesain lain,” ungkapnya.

“Sekarang dicatat di daun kelor saja enggak,” lanjutnya.

Djarot menutup pernyataannya dengan menyayangkan bahwa nilai setitik dapat menghancurkan segala prestasi yang telah dicapai.

Djarot mengungkapkan pertaruhan Jokowi pada Gibran Rakabuming Raka dinilai tak proporsional.

Sementara kalau Jokowi memilih sikap yang lebih bijak, ia bisa menjadi presiden pertama yang dicatat tinta emas dalam sejarah Indonesia tanpa cela.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *