Safari Jokowi Dinilai Sebagai Upaya Tutupi Jejak Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio menilai keberadaan Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah tidak bisa dilepaskan dari kontestasi Pilpres 2024. Karena putranya, Gibran Rakabuming Raka mendampingi capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

“Ya kalau kemudian dilihat bahwa Jokowi sedang bekerja untuk 02 ya wajar saja. Karena sekali lagi kan di 02 ada anaknya. Jadi wajarlah kalau publik merasa beliau bekerja untuk 02,” terangnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurutnya, keberadaan Jokowi di DIY dan Jawa Tengah bisa jadi untuk menutup pergerakan paslon lain. Sebelumnya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga melakukan kampanye di DIY-Jateng. “Apalagi kehadiran Jokowi di sana seolah-olah untuk menutupi pergerakan paslon lainnya. Sebelumnya selain Prabowo dan Ganjar, Anies kan juga ke sana,” tegasnya.

Selain itu, posisi Jawa Tengah yang dikenal sebagai kandang banteng juga turut berpengaruh. “Dan battleground-nya mungkin yang diincar oleh Pak Jokowi bukan Jogja tapi Jawa Tengah yang merupakan battleground antara Prabowo dan Ganjar,” tambah sosok yang akrab disapa Hensat itu.

Apalagi, Jokowi dan Ganjar juga berasal dari Jawa Tengah, sehingga Jokowi tidak ingin Paslon yang didukungnya kalah di Jateng. “Tampaknya Pak Jokowi tidak ingin juga Prabowo kalah di Jawa Tengah. Karena dia kan berasal juga dari Jawa Tengah,” terusnya.

Hensat juga menegaskan kondisi saat ini sangat sulit untuk melihat Jokowi sebagai kepala negara sekaligus pemerintahan, atau juru kampanye bagi Gibran.

“Jadi sekali lagi, kalau sekarang memang agak sulit kita melihat apakah presiden bekerja untuk tugas negara maupun anaknya. Terkadang itu sulit untuk dipisahkan. Karena kesulitan kita hari ini, ada anak presiden sebagai peserta pilpres,” pungkasnya.

 

Jokowi tak Ubah Peta Elektoral

Pengamat politik Nur Hidayat Sardini (NHS) mengatakan, Jawa Tengah masih kandang banteng dan akan memenangkan kompetisi pemilihan legislatif dan bertahan di kompetisi pilpres.

“Tampaknya masih mungkin menang kita juga kemudian, meyakini pileg, kendati untuk pilpres sekarang karena gempurannya terlalu kencang dari semua lini. Struktur kekuasaan memainkan peran yang penting,” kata NHS hari ini (30/01).

Kekuasaan yang dia maksud, bukan sekedar pemerintahan namun juga dalam bentuk yang sangat material terhadap proses demokrasi elektoral.

Dia melihat, dalam beberapa bulan ini, ‘gempuran’ di Jawa Tengah sangat masif, sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. “Jika melihat peta terakhir dari sejumlah survey yang dilakukan, pendukung paslon 03 juga bertahan, cuma itu tadi karena gempuran sangat instrumentalis terhadap kebutuhan masyarakat,” sebut NHS.

Namun untuk mengetahui sebagaimana efektif kunjungan Presiden Joko Widodo dengan segala program bantuannya, harus dibuktikan dengan survei pula. Selama belum ada, Banteng masih kokoh di kandangnya. Selain itu, Nur Hidayat menyampaikan, dari perbincangan dengan mahasiswa dan kaum muda, ada sentimen etika terhadap sosok cawapres Gibran Rakabuming Raka yang juga putra presiden.

“Saat bersamaan menguat arus yang cukup kuat, resisten terhadap paslon yang punya afiliasi dengan kekuasaan, terutama di anak Gen Z yang itu dipicu oleh penampilan cawapres paslon 02. Sebagian besar melihat bahwa ternyata bahwa kalangan generasi muda punya nilai untuk menilai atas keadaan juga. Sikap Gibran pada debat Pilpres ke-4, ternyata membekas di benak kalangan Gen Z yang dia temui,” ujarnya.

“ Dan itu semua sulit kiranya kalau bisa menerima calon yang punya akrobat tidak bagus, dalam penampilan, berkasus etika begitu. Itu dilihat oleh mahasiswa dan kalangan Gen Z pada umumnya.” tandas NHS.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *