Anies Kembali Menunjukan Kelasnya Sebagai Pemimpin

Anies Kembali Menunjukan Kelasnya Sebagai Pemimpin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: H. Agus Sutisna, Dosen dan Peneliti FISIP Universitas Muhammadiyah Tangerang, Founder Yayasan Podiumm Pesantren Nurul Madany Cipanas Lebak

Hajinews.co.id – Membuka debat dengan isyarat, Anies kembali menunjukan kelasnya sebagai pemimpin paket komplit: cerdas, menguasai masalah, bijak, dan welas asih. Bukan pemimpin kaleng-kaleng yang hadir dengan “obat mujarab” untuk semua penyakit : hilirisasi atau makan siang gratis.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Debat Pilpres pamungkas tadi malam berbeda agak jauh dengan empat kali debat sebelumnya. Peaceful dan landai. Ketiga Capres tampil cukup menyejukan tanpa kehilangan substansi, tanpa meminggirkan isu-isu krusial dan substantif dari pertengkaran diskursif. 

Beberapa sisi yang pada debat-debat sebelumnya cukup dominan mewarnai forum, tadi malam nyaris tak keluar lagi. Kecuali sejumlah sentilan-sentilun dengan teknik tiki-taka Ganjar-Anies menyoal beberapa isu misalnya soal Bansos, tidak ada lagi gimik-gimik out of contect. Bahkan juga tanpa percikan emosi yang kerap meluap-luap dari Prabowo. 

Hanya saja, bagi warganet yang sadar betul bahwa debat adalah forum elaborasi, eksplorasi dan adu argumen debat semalam dinilai “turun derajatnya”. Ada yang menyebut debat semalam jadi mirip kerja kelompok, rapat kerja, atau musyawarah mufakat. Terlalu adem. Its ok, dalam tradisi demokrasi preferensi dan ragam selera tetap patut dihargai.

Waktunya Perubahan!

Kembali ke soal isyarat yang digunakan Anies saat mengawali paparannya dalam debat semalam. Isyarat itu termasuk gimik tentu saja, tapi jelas gimik kontekstual. Tangan kanan menunjuk jam yang melingkar di pergelangan lengan kirinya, lalu memutar kedua tangannya demikian rupa. 

Waktunya perubahan! Inilah pesan yang hendak Anies sampaikan melalui isyarat itu. Kita tahu, sejak awal Anies mengusung tema sentral perubahan, dan ini terus digelorakan dalam setiap kesempatan kampanye. Arahnya lugas, Anies-Gus Muhaimin menawarkan dan mengajak rakyat untuk mengubah “arah kiblat” berbagai garis kebijakan dan program pemerintahan Jokowi yang selama ini dinilainya banyak yang melenceng, jauh dari cita-cita pendirian negara ini. 

“Arah kiblat” yang dimaksud tidak lain adalah rakyat. Semua garis kebijakan dan program pemerintah wajib berorientasi pada kepentingan seluruh rakyat, pada kebutuhan semua rakyat. Ironinya arah kiblat itu selama ini lebih memihak kepentingan sekelompok orang dan segelintir oligarkh. 

Bereskan Ketimpangan dan Ketidakadilan

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *