Disway: Disway Gratis

Disway Gratis
Tulisan pertama Dahlan Iskan, yang dibuat 9 Februari 2018. Lima tahun Dahlan Iskan tak pernah absen menulis.--
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – SUDAH takdirnya Disway harus gratis. Dilahirkannya pun tanpa biaya. Idenya gratis: dari Mas Joko Intarto. Desain web-nya gratis: dari Mas Gepeng. Server-nya gratis: nebeng punya Mas Iwan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Maka menjelang ulang tahun Disway ini saya ingin mengenang yang serbagratis itu. Yang memberi durian gratis saja ditulis –apalagi ini yang meletakkan dasar-dasar sejarah Disway.

Soal Joko Intarto biarlah ia menulis sendiri. Saya justru penasaran dengan Gepeng. Kenapa tidak ada temannya yang ingat nama aslinya:

Julius Nata Saputra. Ia lahir di Malang dan lulus S1 elektro juga di Malang: dari perguruan tinggi swasta di sana, Universitas Widya Gama.

“Waktu kuliah saya memang kurus. Lalu teman satu kost memanggil saya Gepeng. Terbawa sampai sekarang,” ujar Julius.

Gepeng lulus tahun 2004. Pun Iwan yang nama aslinya Edi Hermawan. Juga Yuli Eka Prasetya alias Eka. Tiga orang ini bergabung mendirikan usaha bersama: web developer. Iwan yang menjadi pemegang saham mayoritas.

Gepeng sebagai yang paling ahli mendesain web jadi dirutnya. Web pertama Disway itu ia bangun hanya dalam waktu dua hari. Nyaris tidak tidur. Bersama Eka. Lalu Iwan menyiapkan server.

Iwan sampai harus kelabakan. Hari pertama Disway terbit server-nya jebol. Terlalu banyak yang mengakses. Di luar perhitungan.

Yang hebat dari tiga orang itu: sampai sekarang masih rukun. Masih utuh bertiga. Usahanya juga makin maju. “Kami baru buka kantor di Yogyakarta,” ujar Gepeng. Di Jogja tenaga terampil di bidang IT sangat banyak. Pun permintaan gajinya tidak tinggi.

Banyak anak muda mendirikan usaha bersama sesama teman sekelas. Lalu kandas. Bertengkar. Bubar. Itu karena mereka berbagi rata: sahamnya sama-sama sepertiga. Persahabatan trio Iwan-Gepeng-Eka langgeng karena salah satu dari mereka mayoritas.

Soal sejarah lahirnya Disway sendiri, biarlah bung Joko Intarto sendiri yang bercerita. Inilah tulisannya. Judulnya: NOSTALGIA DISWAY

Selamat datang era metamorfosis media. Tema ini saya kira cocok untuk semua pelaku industri yang saat ini tengah menyiapkan perhelatan akbar: Hari Pers Nasional. Dari luar gelanggang, saya menulis sebuah catatan.

Saya ingat hari ini empat tahun yang lalu: Bersama Mas Ahmad Zaini, Mas Nawie, dan Mas Gepeng, kami berjibaku menyelesaikan website Disway. Hari ini hingga tiga hari kemudian kami sibuk luar biasa.

Tidak peduli waktu. Handphone on terus. Grup WhatsApp dengan member empat orang itu terus meng-update informasi perkembangan Disway.

Mas Gepeng yang nama aslinya Julius mengerjakan website. Mas Nawie yang nama aslinya Edy Hermawan mengurus server. Saya mengedit 10 artikel pertama tulisan asli Pak Dahlan Iskan. Mas Zaini membuat web desain dan ilustrasi gambar 10 artikel perdana. “Tanggal 9 Februari 2018 Disway harus online, tepat pukul 09.00 WIB,’’ kata Pak Dahlan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *