Banyak Media Asing Yang Menyoroti Film Dirty Vote di Pilpres Indonesia, Mengapa?

Film Dirty Vote
Film Dirty Vote
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Pemilu presiden (Pilpres) Indonesia kembali disorot asing. Kali ini bukan soal calon presiden atau survei , melainkan tentang film Dirty Vote.

Misalnya saja media Prancis, AFP, yang mencatat bagaimana film arahan Dandhy Laksono ini mampu menarik perhatian masyarakat. Ia juga mencatat bahwa “Dirty Vote” menjadi tren di seluruh dunia pada Minggu malam dengan lebih dari setengah juta tweet di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sebuah film dokumenter yang mengklaim Presiden Indonesia Joko Widodo menggunakan sumber daya negara untuk mencoba memenangkan pemilihan presiden minggu ini demi mendukung menteri pertahanannya telah menjadi viral dan ditonton jutaan kali dalam sehari,” tulis media tersebut pada lead-nya di artikel “Indonesia Documentary Claims Widodo Improperly Backed Election Favourite” dikutip Selasa (13/2/2024).

“Widodo telah dituduh oleh LSM dan pakar hukum memanipulasi persyaratan kelayakan untuk mengangkat putra sulungnya sebagai calon wakil presiden Subianto, serta meningkatkan bantuan kesejahteraan menjelang pemungutan suara, yang secara diam-diam mendorong calon presiden tersebut, yang telah berkampanye untuk melanjutkan kebijakan presiden,” tambah media itu.

“Film dokumenter, Dirty Vote, yang disutradarai oleh jurnalis investigatif terkenal Indonesia Dandhy Laksono dan dapat ditonton gratis di YouTube, menegaskan bahwa pemerintahan Widodo telah menggunakan pejabat negara dan dana untuk memiringkan suara untuk Subianto, di antara tuduhan lainnya,” jelasnya lagi.

“AFP tidak dapat memverifikasi secara independen klaim film dokumenter tersebut,” tambah media itu.

Meski begitu media ini memuat bagaimana pembelaan diberikan. Disebut bagaimana mayoritas film dikatakan sebagai fitnah.

“Mayoritas yang diceritakan dalam film itu adalah fitnah, narasi kebencian yang sangat berasumsi dan sangat tidak ilmiah,” muat AFP lagi, mengutip wakil ketua tim kampanye Prabowo, Habiburokhman,

“Saya merasa ada kecenderungan untuk melakukan sabotase, bukan sabotase, untuk merendahkan pemilu dengan narasi yang tidak berdasar,” tambahnya.

Media Singapura Straits Times juga ikut mengabarkan film ini. Dikatakan bagaimana “Sebuah film dokumenter kontroversial baru tentang pemilu Indonesia dirilis beberapa hari sebelum Hari Pemungutan Suara.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *