Menyambut Ramadan, Ini Arahan PBNU kepada Para Warga Nahdliyin

Arahan PBNU kepada Para Warga Nahdliyin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idPengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar rapat secara daring menjelang Ramadan 2024.

Rapat ini dihadiri 5000 orang dari seluruh jaringan kepengurusan NU baik tingkat provinsi, kabupaten, kota, dan luar negeri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan, KH Miftachul Akhyar memberikan beberapa instruksi dalam konsolidasi ini.

“Dari laporan para pengurus wilayah dan cabang, masyarakat relatif dalam keadaan kondusif. Walaupun ada masalah ini itu tapi tidak ada yang terlalu meresahkan bagi masyarakat. Semuanya berjalan dengan baik dan suasana juga tenang dan kondusif,” kata Gus Yahya saat konferensi pers di Kantor PBNU, Jln Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (9/3).

Dalam arahannya, KH Miftachul Akhyar membahas tentang langkah yang mesti dilakukan warga Nahdliyin dalam menyambut bulan Ramadan.

“Di dalam arahan-arahan Rais Aam, tadi banyak disinggung tentang bagaimana kita menyongsong Ramadan yang sebentar lagi datang,” ungkap Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, momentum Ramadan adalah kesempatan berkonsolidasi secara menyeluruh.

Dia meminta seluruh jaringan NU, seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, dan badan otonom lainnya untuk melakukan konsolidasi.

“Ini adalah kesempatan untuk bersama-sama menggerakan satu gerakan mengambil barokah dari Ramadan ini sebesar-benarnya,” tutur Gus Yahya.

PBNU juga menginstruksikan kepada jaringan NU melalui pengurus di semua tingkatan untuk mengamalkan sejumlah doa-doa yang diajarkan oleh para kiai NU.

Dalam rapat ini, KH Miftachul Akhyar juga secara khusus mendoakan Indonesia agar tetap terpelihara kemaslahatannya. Para pengurus PBNU juga diimbau mendoakan warga Palestina yang mengalami serangan Israel.

“Juga mendapatkan pertolongan untuk terus maju meningkatkan kapasitasnya sebagai negara yang sungguh-sungguh lebih kuat, lebih maju, dan lebih kuat dan kemaslahatan secara umum. Kami juga secara khusus doa untuk saudara-saudara kita di Palestina,” ucapnya.

Bulan Ramadan, menurut Gus Yahya, adalah momentum untuk memperbanyak pahala melalui ibadah-ibadah.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyarankan agar Kementerian Agama RI tak lagi menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1445 Hijriyah.

Menanggapi hal ini, Gus Yahya mengatakan perubahan aturan mengenai penetapan Ramadan membutuhkan proses yang panjang.

“Ya pertama sidang isbat itu sudah menjadi aturan, jadi ketentuan pemerintah. Sehingga untuk menghapus itu membutuhkan proses panjang. Tidak bisa tiba-tiba, lalu misalnya menteri agama tiba-tiba bilang tahun ini nggak ada sidang isbat. Tentu kami juga akan protes juga karena ini sudah menjadi aturan,” ujar Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, sidang isbat sedianya diselenggarakan untuk tujuan agar harmoni masyarakat bisa terpelihara dalam Ramadan dan Idul Fitri nanti.

Dia bilang, dulu yang mengusulkan sidang isbat adalah Muhammadiyah.

“Saya enggak tahu apa karena yang mengusul sidang isbat itu Muhammadiyah, supaya ada sidang isbat, lalu sekarang mengusulkan untuk tidak ada,” tutur Gus Yahya.

“Ya itu usul saja tapi bagi Nahdlatul Ulama, kami tetap saja berbeda pada pandangan bahwa awal ramadhan dan idul Fitri itu ditentukan berdasarkan hasil rukyah hilal,” tambah Gus Yahya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar