Disway: Aliran Sesat

Aliran Sesat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Yang memastikan Tiongkok akan runtuh bahkan menerbitkan buku. Dengan data ekonomi yang rinci. Buku itu sampailah pada kesimpulan: Tiongkok akan runtuh tahun lima tahun setelah buku itu terbit.

Buku itu terbit tahun 2005. Ekonomi Tiongkok lagi hebat sekali. Tapi si ahli menyebutkan: semua kehebatan itu hanya untuk mengejar Olimpiade Beijing. Semua kemampuan dicurahkan ke suksesnya Olimpiade.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Begitu Olimpiade selesai, ekonomi Tiongkok melambat dan dua tahun kemudian runtuh.

Ternyata lima tahun setelah buku itu terbit, Tiongkok menjadi kekuatan ekonomi ketiga terbesar di dunia. Mengalahkan negara bebas Jerman. Tinggal kalah oleh Jepang dan Amerika.

Lalu ada ramalan lagi Tiongkok akan runtuh tahun 2015.

Setelah tahun itu Tiongkok jadi kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia. Mengalahkan Jepang. Tinggal kalah dari Amerika.

Tidak hanya dua kali Tiongkok diramalkan runtuh. Ketika dilanda wabah SARS dulu juga diramal akan runtuh. Demikian juga dengan Covid-19.

Lalu saya menantang seminar: mana yang lebih memberikan kebebasan. Tiongkok atau negara demokrasi.

Demokrasi adalah aplikasi dari doktrin kebebasan. Lalu untuk mengaplikasikan demokrasi dilaksanakanlah Pemilu: lima tahun sekali –atau empat, atau enam tahun sekali.

Setiap kali Pemilu, calon pemimpin selalu takut pada para pemilih. Mereka akan cenderung memenuhi emosi pemilih –biar pun emosi itu tidak rasional.

Akibatnya banyak program di negara demokrasi yang tidak rasional.

Di Tiongkok, konstitusinya, ideologinya, telah membebaskan –bukan hanya menjanjikan kebebasan– dari semua hal yang tidak cocok dengan ilmu pengetahuan.

Maka Andi berpendapat bahwa ilmu pengetahuan juga harus tegas masuk konstitusi kita. Agar science punya masa depan di Indonesia.

Selama ini, katanya, yang sudah masuk konstitusi adalah iman dan takwa.

Tentu terserah anggota DPR/MPR yang baru: hasil Pemilu 2024. Juga terserah presiden terpilih: apakah akan menempatkan ilmu pengetahuan sejajar dengan iman dan takwa, demi masa depan Indonesia.

Saya menyesal menuliskan semua itu hari ini. Apakah bijaksana menulis seperti itu di saat perut lapar karena puasa.

Saya sebenarnya ingin lebih banyak menulis soal Ryu Hasan. Tapi perut lapar bisa jadi mulas karenanya. Kisi-kisinya saja: ia mengatakan manusia itu dengan timun sebenarnya sama saja.(Dahlan Iskan)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *