Kejutan! Gibran Bakal Menduduki Posisi Ketum Golkar

Gibran Menduduki Posisi Ketum Golkar
Gibran
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idDirektur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari pun menyoroti beberapa nama bursa Ketua Umum Partai Golkar (Ketum) dalam Musyawarah Nasional (Munas) yang digelar Desember 2024.

Menurut Qadari, perebutan pimpinan Partai Golkar kali ini sangat menarik karena nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikaitkan dengan orang yang menempati kursi nomor satu di partai berlambang beringin tersebut. Namun dalam hal ini dia mengaku memiliki pandangan yang berbeda.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sebagai partai besar tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan,” ujar Qodari, Selasa (12/3).

“Nah saya mungkin berbeda dengan beberapa pandangan atau analisa yang berkembang, menurut saya Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” imbuhnya

Diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyebut sejumlah nama pun muncul menjadi kandidat ketum Partai Golkar. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.

Qodari juga memiliki pandangan berbeda dari sejumlah analisa dan pandangan terkait nama populer yang beredar tersebut. Ia menyebut satu nama yang potensial di luar nama yang disebutkan Bamsoet, yakni Gibran Rakabuming Raka.

“Menurut saya di luar 4 nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ungkap Qodari.

Qodari menjelaskan dua alasan Gibran putera sulung Presiden Jokowi itu layak menahkodai Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Dijelaskan Qodari, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Kita tahu bahwa Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” jelasnya.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009. Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

“Dan kita sudah melihat presedennya dengan sangat kuat pada saat Pak Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum Partai Golkar tahun 2004-2009 ketika beliau terpilih menjadi wakil presiden bagi Pak Susilo Bambang Yudhoyono,” ucapnya.

“Jadi saya kira pengalaman Pak JK itu menjadi sebuah pertanda suasana kebatinan yang sangat kuat di Partai Golkar untuk memiliki kaki atau akses di pemerintahan,” imbuhnya.

Alasan kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. Oleh sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *