Khutbah Jumat: Puasa Menjadi Benteng Pertahanan Diri dari Godaan Setan

Puasa Menjadi Benteng Pertahanan Diri
Puasa Menjadi Benteng Pertahanan Diri
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أما بعد

فَإِنِّيْ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن. قَالَ اللهُ تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (سورة البقرة: 183) وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الصَّوْمُ جُنَّةٌ (متفق عليه)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah.

Dengan didasari rasa syukur yang kita buka dengan memperbanyak kalimat alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, serta dengan shalawat kepada Baginda Rasulullah, kami mengingatkan diri kami pribadi sekaligus mengajak segenap jamaah kaum Muslimin seluruhnya untuk meningkatkan komitmen kita dalam bertakwa kepada Allah.

Dalam ayat yang telah kami bacakan tadi, kita telah diberikan petunjuk oleh Allah bahwa supaya kita selalu bertakwa, selalu terjaga dari hal-hal yang membahayakan diri kita di dunia maupun di akhirat, maka kita diwajibkan untuk berpuasa.

Kemudian Rasulullah saw menjelaskan dalam sebuah hadis yang telah kami sampaikan tadi, bahwa puasa adalah sebagai benteng, perisai, perlindungan diri. Itulah simbol ketakwaan, keterjagaan, keterlindungan yang terkandung dalam ayat: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.

Hajinews.co.id – Hari ini, kita tengah berada di bulan Ramadan. Bulan bagi kita untuk menyempurnakan rukun Islam, yaitu puasa. Tanpa puasa Ramadan, keislaman kita tidak sempurna.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengibaratkan Islam seperti bangunan. Rukun Islam adalah tiang-tiang utama yang menegakkan bangunan. Sedangkan tiang bangunan ibarat kaki pada struktur tubuh kita. Jika salah satu tiang utama ini tidak ada, maka bangunan ini menjadi rawan roboh, minimal menjadi bangunan yang doyong. Bahkan, bangunan keislaman bisa roboh jika sampai tiang puasa ini diingkari, dikufuri, tidak dipercaya sebagai syariat Islam.

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah.

Di antara makna ayat: لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ dan hadis اَلصَّوْمُ جُنَّةٌ adalah puasa melindungi dan menjaga kita dari godaan setan yang selalu menjauhkan kita dari Allah. Puasa menjadi benteng yang melindungi kita dari masuknya setan ke dalam jiwa kita.

Puasa, sebagai salah satu rukun Islam, memiliki hikmah dan tujuan yang mendalam yang harus kita pahami. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis yang mulia, bahwa puasa memiliki maqashid (tujuan-tujuan) yang mulia. Salah satu tujuan puasa adalah untuk membentengi diri kita dari godaan setan.

عَنْ صَفِيَّةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ. (أخرجه البخاري ومسلم)

Artinya: “Diriwayatkan oleh Ibunda Shafiyyah ra, sungguh Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh anak Adam seperti mengalirnya darah.” Atau bisa juga kita terjemahkan “Sesungguhnya setan itu masuk ke dalam jiwa manusia melalui aliran darah.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Hikmah yang terkandung dalam sabda Rasulullah saw adalah untuk mengingatkan kita bahwa setan masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalan peredaran darah. Alat peredaran darah ini tergantung pada bahan bakarnya, yaitu makanan dan minuman yang kita konsumsi. Karena itu, pintu masuk utama setan ke dalam tubuh manusia adalah melalui mulut.

Setan menggunakan dua jalur utama untuk masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu melalui konsumsi makanan dan komunikasi. Pertama, melalui makanan dan minuman yang haram, kotor, tidak halal, dan tidak thayyib. Kedua, melalui kata-kata yang keluar dari mulut kita setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah.

Berkali-kali Al-Qur’an menegaskan bahwa setan adalah musuh yang nyata: عَدُوٌّ مُبِيْنٌ bagi kita. Kita pun wajib mengimaninya. Rasulullah pun menjelaskan bagaimana setan bekerja memusuhi kita, sangat lembut, sangat halus.

Karena itu pulalah, Imam Al-Ghazali menyatakan, salah satu pilar menghidupkan ilmu-ilmu agama yang Allah berikan kepada kita adalah mengenali musuh-musuh diri dan memahami strateginya serta menguasai cara untuk mengalahkannya. Itulah yang disebut oleh beliau sebagai lubbul quran (intinya inti dari ajaran Al-Qur’an), jauharul quran (permata Al-Qur’an). Ini semua dapat kita temukan dalam karya beliau, Jawahirul Qur’an.

Lanjutan Khutbah Pertama

Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengontrol konsumsi makanan dan minuman kita. Dengan membatasi makan dan minum selama puasa, kita dapat mempersempit jalan masuk setan ke dalam tubuh kita. Ini adalah salah satu dari banyak hikmah puasa yang harus kita hayati. Itulah yang oleh Imam Izzuddin bin Abdissalam tegaskan dalam kitabnya, Maqashidus Shaum:

اَلصَّوْمُ قَهْرٌ لِلشَّيْطَانِ. فَإِنَّ وَسِيْلَتَهُ إِلَى الْإضْلَالِ وَاْلإِغْوَاءِ: الشَّهَوَاتُ، وَإِنَّـمَا تَقْوَى الشَّهَوَاتُ بِاْلأَكْلِ وَالشًّرْبِ. وَالصَّوْمُ يُضَيِّقُ مَجَارِي الدَّمِ، فَتَضِيْقُ مَجَارِي الشَّيْطَانِ، فَيُقْهَرَ بِذَلِكَ

Artinya, “Puasa adalah penaklukan (qahrun) terhadap setan. Karena, jalan bagi setan untuk menyesatkan dan menggoda adalah hawa nafsu, dan hawa nafsu dikuatkan dengan makan dan minum. Puasa mempersempit aliran darah, sehingga jalan-jalan masuknya setan dalam tubuh kita pun menyempit. Dengan demikian, setan pun bisa dikalahkan.”

Dari sinilah, kita bisa memahami bahwa puasa itu membentengi kita dari serangan setan yang menyelinap ke dalam jiwa kita melalui makanan. Dengan puasa, kita juga membentengi keislaman kita, karena rukun-rukun atau tiang-tiang penyangga bangunan keislaman kita menjadi sempurna dan kokoh.

Dengan puasa pula, nafsu dan syahwat kita terkendali sehingga kita tidak mengabdi kepada nafsu yang tidak pernah memberikan kepuasan dan ketenangan, melainkan kita bisa lebih maksimal dan totalitas dalam mengabdi kepada Allah semata.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *