Disway: Air Amran

Air Amran
Andi Amran Sulaiman kembali masuk kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertanian lagi-Foto/Instagram/@a.amran_sulaiman-
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.co.id – INI kejutan di saat haus: Amran Sulaiman akan membeli 7.000 pompa air.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kapan?

“Mulai sekarang,” ujar menteri pertanian itu.

Saya memang terkesan dengan putusan itu. Begitu TSM. Begitu cepat. Lalu, dari Tiongkok, saya WA beliau. Kemarin. Langsung direspons. Angka 7.000 pompa itu langsung dari keterangan beliau.

Pompa itu untuk mengairi sawah. Yakni sawah yang tanpa irigasi. Luasnya: 1 juta hektare. Separo di Jawa, selebihnya di luar Jawa. Termasuk di daerah asalnya: Sulawesi Selatan.

“Itu lebih penting dari food estate,” tulis saya dalam WA ke sang menteri.

Saya punya prinsip: meningkatkan produksi beras di sawah yang sudah ”jadi” jauh lebih mudah dari memproduksi beras di sawah baru. Juga lebih instan.

Rakyat kita sudah terbiasa serba instan: makanan instan, keinginan instan, bansos instan.

Cetak sawah baru tidak bisa instan: perlu kesabaran. Apalagi di tanah gambut Kalimantan.

Sawah baru belum akan mampu menghasilkan padi sebanyak sawah yang sudah ”jadi”.

Di tahun pertama sawah baru paling hanya bisa menghasilkan gabah dua atau tiga ton/hektare.

Tahun kedua hanya bisa naik sedikit.

Pun tahun ketiga.

Baru di tahun keenam akan mampu menghasilkan 6 sampai 8 ton/hektare.

Begitu panjang penantian hasilnya. Padahal sebelum tahun keenam medsos akan keburu ribut: ‘proyek sawah baru’ langsung disebut gagal!

Bahkan kecaman seperti itu sudah mulai muncul di tahun kedua. Lalu akan kian ribut menjelang Pemilu.

Tentu akan dipersoalkan besarnya biaya cetak sawah baru dibanding hasil. Rakyat tidak akan bisa menerima penjelasan proyek strategis jangka panjang.

Maka mencetak sawah baru kelihatannya tidak cocok dilakukan di negara yang tiap lima tahun ada Pemilu. Program jangka panjang seperti itu berpotensi jadi persoalan.

Maka meningkatkan produksi di sawah yang sudah ”jadi” adalah solusi.

Dari sudut itu saya melihat Menteri Amran jeli: begitu banyak sawah yang tidak bisa ditanami padi di musim kemarau. Tidak ada irigasi. Sepenuhnya bergantung pada hujan: tadah hujan.

Mengadakan air di tanah seperti itu lebih mudah dari membuka food estate.

Petani sendiri sudah lama melihat peluang pengadaan pompa seperti itu. Pompa mandiri. Petani beli sendiri.

Kalau Anda menyusuri jalan tol dari Sragen ke Ngawi sampai ke Nganjuk tataplah kanan kiri: ribuan pompa air mandiri diadakan sendiri oleh petani.

Maka Sragen, Ngawi jadi lumbung padi. Nganjuk jadi lumbung bawang merah.

Kini Amran mau membeli 7.000 pompa air. Besar-besaran. Untuk 1 juta hektare. Biayanya Rp 5 triliun.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *