Kata Hasto Kemenangan Prabowo-Gibran Bukan Karena Jokowi Effect Tapi Bansos Effect dan Intimidasi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — PDI Perjuangan terkesan menyepelekan pamor Presiden Jokowi dalam Pilpres  2024.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa kemenangan Prabowo-Gibran bukan karena Jokowi Effect tetapi Bansos Effect.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hasto menilai penyaluran Bansos yang dilakukan Jokowi jelang pencoblosan menjadi kunci kemenangan pasangan Prabowo-Gibran.

Dia menegaskan tidak sepakat dengan adanya anggapan bahwa efek Joko Widodo (Jokowi) atau Jokowi effect berdampak terhadap hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ia pun menyindir bantuan sosial (bansos) yang gencar diberikan pemerintah menjelang hari pencoblosan.

Menurut dia, pemberian bansos itu berefek pada preferensi masyarakat terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.

“Jadi, yang ada bukan Jokowi effect, tetapi adalah bansos effect, penggunaan aparatur negara effect, intimidasi effect, itu yang terjadi,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).

Ia menjawab pertanyaan wartawan soal apakah PDI-P melakukan evaluasi karena ada yang menilai bahwa kemenangan mereka dalam pemilu legislatif tak lepas dari efek Jokowi.

Hasto menepis bahwa kemenangan PDIP dalam Pileg 2024 karena efek Jokowi.

Menurutnya, hal itu dikarenakan kekuatan kolektif seluruh kader PDIP yang menyatu dengan rakyat.

“Maka, meskipun terjadi pergeseran pemilu mengarah kepada aspek-aspek elektoral, personifikasi itu menjadi dominan dan praktik-praktik politik yang liberal menghalalkan segala cara, serta mengedepankan kekuasaan yang di belakangnya itu ada kekuatan hukum dan ada kekuatan sumber daya negara.

Tetapi setidaknya dari proses kelembagaan partai yang dilakukan menunjukkan PDI Perjuangan mampu bertahan sebagai pemenang Pemilu tiga kali berturut-turut,” tutur Hasto dikutip dari Kompas.com.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini menyatakan, efek bansos dan pengerahan kekuasaan itu bahkan tidak bisa meloloskan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ke parlemen.

Kemudian, Hasto menilai, operasi penguasa itu telah mengabaikan supremasi hukum.

Maka dari itu, kata dia, PDIP melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemilu ke depan agar tetap mengedepankan demokrasi di atas segalanya.

“Karena tidak ada demokrasi tanpa supremasi hukum, dan di dalam supremasi hukum, keteladanan seorang pemimpin itu diperlukan.

Bagaimana seorang pemimpin nasional itu melakukan berbagai operasi-operasi politik karena ada conflict of interest,” ujarnya dikutip dari Kompas.com.

 

Peluang Prabowo bertemu Megawati

Sebelumnya pada kesempatan yang sama Hasto menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuka kesempatan bertemu dengan capres terpilih Prabowo Subianto. Pasalnya kedua tokoh ini secara pribadi tidak punya masalah.

Namun pertemuan itu baru akan dilakukan setelah proses gugatan hasil Pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi tuntas.

Saat ini, tim hukum Ganjar Pranowo-Mahfud MD tengah mengajukan sengketa pilpres ke MK, bersama tim hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

“Terkait dengan Pilpres, kita masih menunggu hasil dari Mahkamah Konstitusi (MK), sehingga tidak ada persoalan pertemuan-pertemuan itu dilakukan,” kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).

“Demikian pula antara Pak Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarnoputri. Tidak ada persoalan dalam perspektif pribadi,” imbuhnya.

Ia menambahkan, Megawati memiliki rekam jejak melawan rezim otoriter hingga penghianatan terhadap konstitusi.

Menurutnya, untuk sementara ke depan PDIP akan berfokus pada tema tersebut.

“Tetapi bagi Ibu Megawati Soekarnoputri dengan rekam jejak yang sangat luas terutama legitimasi beliau bersama PDI di dalam melawan rezim yang otoriter, yang anti demokrasi.

 

Prabowo hormati Megawati

Tentu saja seluruh aspek-aspek pengkhianatan terhadap konstitusi terhadap demokrasi terhadap keadilan rakyat kedaulatan rakyat di dalam menentukan pemimpinnya akan tetap menjadi tema-tema sentral yang harus disuarakan oleh PDI Perjuangan,” tuturnya seperti dilansir Kompas.com.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman memprediksi, komunikasi antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri semakin baik setelah Pemilu 2024.

Hal ini ia sampaikan saat ditanya apakah Prabowo juga bakal merangkul Megawati sebagaimana yang dilakukannya terhadap Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Jumat (22/3/2024).

“Begitu juga saat ini, kalau saya prediksi insya Allah lah ya akan terbangun komunikasi yang akan semakin baik dengan PDIP dan Ibu Mega,” kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Habiburokhman mengatakan, Prabowo sangat menghormati Megawati. Ia mengetahui itu ketika dirinya mengadakan pertemuan di Kertanegara, kediaman Prabowo beberapa waktu lalu dalam sebuah rapat internal.

“Terakhir di rapat internal kami, kalau enggak salah, kami dipanggil Dewan Pembina itu ke Kertanegara, ya Pak Prabowo menyatakan ya beliau sangat menghormati ya Ibu Megawati,” ujar dia.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *