Hikmah Pagi: Mengapa Allah SWT Memberikan Cobaan Berkali-Kali? Jangan Buruk Sangka

Allah SWT Memberikan Cobaan Berkali-Kali
Allah SWT/freepik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Mengapa Allah Ta’ala memberi cobaan berkali-kali? Yang pertama, jangan salah sangka, karena bisa jadi semua dosa kita akan diampuni atau derajat kita akan naik.

Kehidupan di dunia ini hanya sementara. Pada masa ini, seluruh makhluk di dunia dihadapkan pada berbagai cobaan dan ujian atas perintah dan titah Allah Ta’ala. Hal ini berlaku bagi raja dan penguasa, saudagar kaya dan pebisnis hingga rakyat jelata.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jadi munculnya cobaan atau ujian adalah hal yang wajar, bahkan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dunia. Ujian atau cobaan hanya berakhir dengan berakhirnya kehidupan di dunia yang fana ini.

Lantas, mengapa bisa cobaan datang bertubi-tubi seakan tiada henti? Simak penjelasannya berikut ini.

Kenapa Allah Memberi Cobaan Bertubi-tubi?

Segala musibah, ujian, dan cobaan yang sering terjadi merupakan suatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Takdir tersebut harus tetap kita imani dan senantiasa bertawakkal untuk menghadapinya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT surat At-Taubah ayat 51:

قُلْ لَّنۡ يُّصِيۡبَـنَاۤ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَـنَا ۚ هُوَ مَوۡلٰٮنَا ‌ ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.”

Apabila seorang Muslim memahami makna ayat di atas, fokus mereka ketika dihadapkan pada cobaan atau ujian seharusnya bisa berubah. Imam Shamsi Ali yang pernah menjadi Direktur Jamaica Muslim Center pernah menyampaikan bahwa cara pandang (mindset) sangatlah berpengaruh ketika menghadapi setiap ujian yang terjadi dalam hidup.

Saat dihadapkan pada ujian atau cobaan hidup, seorang Muslim tidak boleh hanya menggunakan pandangan lahir saja, melainkan juga harus memakai aspek batin (hati/iman). Adapun tujuannya adalah menjadikan respons yang diambil nantinya tidak terbatas pada penilaian lahiriah semata.

Sekilas, datangnya sebuah musibah atau cobaan secara lahiriah pastinya pahit. Namun, hal ini bisa berubah ketika seseorang mengimbangi pemahamannya dengan pandangan batin atau iman.

Jika mengadopsi pemikiran di atas, pahit getirnya cobaan bisa berubah menjadi obat dan jalan kebaikan. Di sisi lain, kita yang menerimanya dapat memaknai ujian tersebut jalan penghapusan dosa-dosa atau bahkan sebagai jalan Allah dalam mengangkat derajat seorang hambaNya.

Kemudian, ujian yang datang bertubi-tubi juga bisa dimaknai sebagai cara Allah SWT menguji kualitas iman hambanya. Allah SWT pernah berfirman dalam Surat Al Ankabut ayat 2 dan 3.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ (٢) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami Telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”

Pada pemaknaan ayat di atas, terdapat pelajaran tentang keimanan yang dapat ambil. Bisa jadi, musibah atau ujian yang diberikan adalah cara Allah SWT mengukur kualitas iman yang dimiliki hambanya.

Jika diumpamakan, seperti kata pepatah “Semakin tinggi pohon, maka semakin besar pula angin yang akan menerpanya”, Allah SWT akan memberikan ujian atau cobaan dengan mempertimbangkan kadar iman yang dimiliki hamba tersebut. Jadi, semakin baik imannya, maka berpotensi pula berat dan lebih sering ujiannya.

Namun, tak perlu khawatir. Allah tidak pernah menguji seseorang di luar batas kemampuannya. Hal ini sebagaimana disampaikan pada penggalan Surat Al Baqarah ayat 286.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

Para akhirnya, bisa dipahami bahwa tak ada seorang pun dalam hidupnya yang tidak menerima atau menghadapi ujian/cobaan. Namun, kembali lagi bahwa semua itu tergantung terhadap bagaimana cara kita memandang dan menyelesaikannya.

Jadi, terjawab sudah pertanyaan mengenai “Kenapa Allah SWT memberi cobaan bertubi-tubi?”. Satu hal yang pasti, niat Allah itu selalu baik dan tidak akan pernah memberikan cobaan melainkan dengan mempertimbangkan kesanggupan hambanya.

Wallahu a’lam

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *