Mahfud MD Bahas Dinamika Hubungan Jokowi-Prabowo Usai 23 April, Hasto Beber Gerindra Ditaruh di No 3

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD meyakini akan terjadi dinamika politik dimulai dari 23 April.

Pasalnya, pada 22 April, Mahkamah Konstitusi akan menerbitkan putusan hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mahfud MD pun menyinggung terkait dinamika hubungan Presiden Jokowi dengan pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto setelah 23 April ini.

Sementara itu, Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto mengaku mendapat informasi Gerindra sengaja ditempatkan di nomor 3 pada Pileg 2024.

Hasto mengklaim bahwa dia mendapatkan informasi itu langsung dari rekannya di Partai Gerindra.

Tetapi, dia tak mengungkap siapa teman yang dimaksudnya.

Hal itu disampaikan Hasto ketika ditanya pernyataan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD bahwa arah politik ke depan bisa terlihat pada 23 April atau pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

“Kita dapat info dari teman Gerindra, ketika mereka berjuang untuk Pak Prabowo dan Gibran, ternyata ada elemen-elemen di sekitar kekuasan atas arahan dari pucuk pimpinan tertinggi justru menempatkan Gerindra pada posisi nomor 3,” kata Hasto ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Ahad (7/4/2024).

Hasto mengatakan, menurut Gerindra, mereka semestinya bisa memperoleh suara lebih dari itu.

Sehingga perolehan suara partai besutan Prabowo Subianto itu tidak pada posisi nomor tiga.

“Padahal, seharusnya berdasarkan exit poll (suara Gerindra) bisa lebih dari itu,” ujarnya.

Menurut Hasto, hal ini berhubungan dengan apa yang disampaikan Mahfud bahwa akan ada dinamika politik yang terlihat pasca-putusan MK.

“Itu mungkin yang disebut Prof Mahfud yang ciptakan ketegangan sebelum pelantikan itu terjadi.

Karena ketika kekuasaan dibangun oleh ambisi, itu tak dapat membangun emotional bonding,” kata Hasto.

Diberitakan sebelumnya, Mahfud MD menjadi salah satu pembicara di acara “Silaturahmi & Kajian Ramadhan 1445 H” di Loman Park Hotel, Kabupaten Sleman pada Sabtu, 6 April 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Mahfud MD memberikan pandangannya terkait dengan arah politik pasca-pemilu 2024.

“Ini menurut saya ke mana arah politik kita ke depan?

Saya melihatnya mungkin nanti dinamika akan mulai terjadi tanggal 23 (April) karena vonisnya tanggal 22 (April) kira-kira siang atau sore gitu, nah sudah mulai pada saat itu,” ujar Mahfud.

Mahfud menyampaikan ada banyak kemungkinan bentuk dinamika yang terjadi.

Salah satunya, yang ramai diperbincangkan terkait soal kelanjutan hubungan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Misalnya yang ramai itu apakah akan terus Pak Jokowi bersatu dengan Pak Prabowo?

Nah kalau itu terus, kemudian bagaimana yang lain?

Atau kalau Pak Prabowo ingin mencari koalisi lain di luar Pak Jokowi, bagaimana sikap ini terhadap Pak Jokowi dan seterusnya,” katanya.

Saat ini, menurut Mahfud MD, masih banyak spekulasi-spekulasi terkait hal tersebut.

“Sekarang kan masih banyak spekulasi. Yang pasti akan terjadi, dinamika itu akan terjadi.

Sehingga tidak akan seperti sekarang, menurut saya,” ujar Mahfud.

 

Hasto Tantang Jokowi Gentleman

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditantang Sekjen PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, untuk bersikap gentleman.

Hasto menantang Presiden Jokowi untuk berjanji agar tidak mengambil alih Partai Golkar dan PDIP.

Tantangan itu dilayangkan Hasto di tengah kabar Presiden Jokowi dituding akan mengambil alih Partai Golkar dan PDIP.

Hal tersebut juga sebagai respons dari pernyataan Jokowi, yang mengaku heran Ia dikabarkan ingin merebut kursi kepemimpinan dua partai besar di Indonesia.

“Sehingga harusnya berjanji bahwa ‘Saya akan menjaga bahwa setelah selesai kepemimpinan saya, tidak akan mengambilalih Golkar maupun PDI Perjuangan, ataupun sebelumnya’. Itu akan lebih gentleman,” kata Hasto ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (7/4/2024).

Menurut Hasto, Jokowi yang hanya menyampaikan dan meminta dirinya tidak mengumbar isu, justru adalah bentuk keheranan Kepala Negara.

Hasto lantas menegaskan bahwa yang disampaikan sebelumnya mengenai Jokowi adalah benar adanya.

Sebaliknya, merespons sikap Jokowi yang keheranan, Hasto menyebut bahwa semua pihak menunggu ketegasan Kepala Negara untuk tidak merebut kursi kepemimpinan Golkar dan PDIP.

“Ya Pak Jokowi, kan hanya menyampaikan heran, kita harusnya berjanji saja di hadapan rakyat, bahwa pengambilalihan Golkar dan PDI Perjuangan tidak akan dilakukan.

Itu sikap yang ditunggu,” ujar Sekretaris Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud ini kembali menegaskan.

sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *