Zakat Fitrah dan Tata Cara Pengelolaannya

Zakat Fitrah dan Tata Cara Pengelolaannya
Zakat Fitrah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Prof Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA – Ketua Majelis Syura Dewan Dakwah Aceh & Dosen Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry

Hajinews.co.id – ISTILAH zakat fitrah terdiri dari dua kata; zakat dan fitrah yang masing-masing memiliki makna yang berdekatan antara satu dengan lainnya. Zakat pula ada dua jenis; yakni zakat maal (hasil pendapatan yang diperoleh dalam usaha seseorang) yang diwajibkan kepada setiap muslim yang hartanya sampai nisab (ukuran 93 atau 95 gram emas murni) dan sampai haul (dalam kurun waktu setahun sekali bayar) dan zakat fitrah yang diwajibkan kepada setiap muslim (lelaki-perempuan, budak-merdeka, besar dan kecil) pada bulan Ramadhan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Secara bahasa, zakat berarti suci, berkah, dan berkembang, secara istilah bermakna; mengeluarkan sebagian harta yang diwajibkan Allah SWT untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahik), sesuai kadar dan haulnya, dengan rukun dan syarat tertentu.

Zakat yang terdiri dari dua jenis tersebut merupakan kewajiban yang wajib dibayar oleh setiap muslim sesuai dengan pengaturan hukum fikih, bagi yang membayarnya akan berpahala dan yang tidak membayar kedua jenis zakat tersebut akan berdosa.

Kata fitrah berasal dari akar kata bahasa Arab yang bermakna membuka atau menguak. Fitrah juga mempunyai makna asal kejadian, keadaan yang suci dan kembali ke asal.

Dari segi bahasa, fitrah terambil dari akar kata al-fathir yang berarti belahan, sehingga dari makna ini lahir makna-makna lain, seperti “penciptaan” dan “kejadian”.

Dalam kehidupan umat Islam kata fitrah sering dikaitkan dengan kesucian dan kebersihan jiwa raga sehingga kalau disebut kata fitrah kepada seseorang menunjukkan orang tersebut termasuk dalam golongan orang-orang bersih dan baik.

Dasar hukum

Ada dua sumber hukum utama kewajiban membayar zakat fitrah adalah Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Dalam Al-Qur’an surat At-Taubah 103 berbunyi: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dan dirikanlah shalat, serta tunaikanlah zakat, serta sujudlah kamu bersama-sama dengan orang yang sujud,” (QS Al-Baqarah: 43).

Dalam ayat ini tidak disebut khusus zakat fitrah tetapi disebut zakat sahaja yang bermakna berlaku untuk zakat maal dan zakat fitrah. Terdapat beberapa hadits Rasulullah SAW terkait zakat fitrah serta jumlah yang harus dikeluarkan dan mustahik sebagai penerima zakat fitrah tersebut.

Hadits Riwayat Muslim terkait dengan kemudahan dalam Islam Rasulullah SAW bersabda: Nabi telah mengutus Abu Musa Al-Asy’ari dan Mu’adz bin Jabal ke negeri Yaman seraya berucap: permudahlah dan jangan dipersulit, beri mereka khabar gembira dan jangan mempersedih mereka dan saling tunduk patuhlah kepada hukum dan undang-undang.

Hadits tersebut mengarahkan kehidupan muslimin agar tidak mempersulit kehidupan muslimin lainnya. Hadits lain beliau bersabda: diwajibkan zakat fitrah satu sha’ dari jenis makanan pokok atau satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atau satu sha’ kismis atau satu sha’ keju.

Kewajiban yang beragam jenis pembayaran tersebut tentu untuk memudahkan umat Islam membayar zakat fitrah dan bisa memilih dari jenis makanan tersebut untuk dibayar zakat fitrah sesuai makanan pokok mereka. Tha’am dalam kamus Arab-Indonesia adalah makanan atau nutrisi atau memberi makan.

Pengertian tersebut memberi kita pemahaman bahwa kata tha’am tersebut menunjukkan kepada jenis makanan pokok yang disantap umat Islam sehari-hari.

Karena umat Islam di Aceh dan Indonesia memakan beras setelah menjadi nasi sebagai makanan pokok maka besarlah yang digunakan untuk membayar zakat fitrah. Bagi orang Arab boleh dengan kurma, gandum, kismis dan juga keju, mengikut apa yang menjadi makanan pokok bagi mereka.

Kandungan hadits tersebut sangat jelas dan tidak ada hal yang harus dipertentangkan lagi bagi orang yang mencari kemudahan selaras dengan hadits Rasulullah di atas.

Adapun tujuan pembayaran zakat fitrah disebutkan dalam hadits nabi yang lain dengan maknanya: Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah dengan dua tujuan; untuk mensucikan jiwa raga orang-orang berpuasa dari ucapan dan perbuatan kotor serta untuk memberi makan kepada fakir miskin.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *