Hajinews.co.id — Media Israel melaporkan militer membatalkan serangan pembalasan ke Iran pada menit-menit terakhir, Minggu kemarin, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghubungi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Stasiun televisi Israel melaporkan, dalam percakapan itu Biden memperingatkan Netanyahu untuk tidak membalas serangan tersebut karena konsekuensinya sangat besar.
“Mayoritas absolut di kabinet perang dan dewan menteri mendukung pembalasan segera dengan melakukan serangan langsung ke wilayah Iran, tapi percakapan telepon antara Biden dan Netanyahu mengubah keputusan yang telah dibuat itu,” demikian laporan lembaga penyiaran tersebut.
Disebutkan, aparat keamanan Israel masih mendukung serangan pembalasan terhadap Iran, namun tak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Kabinet perang menggelar pertemuan darurat di Kantor Pusat Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv pada Minggu. Agenda utama pertemuan adalah mempertimbangkan serangan balasan.
Dewan Keamanan Nasional Israel memberi wewenang kepada Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan anggota kabinet perang Benny Gantz untuk menentukan bagaimana cara Israel membalas serangan Iran.
Gantz mengatakan Iran harus membayar mahal atas serangan tersebut pada waktunya.
Iran menyerang Israel sebagai pembalasan atas serangan terhadap kantor konsulatnya di Damaskus, Suriah, pada 1 April. Serangan itu menewaskan tujuh perwira, termasuk seorang jenderal komandan senior unit Quds, Garda Revolusi Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, serangan terhadap misi diplomatik negaranya sama seja seperti menyerang wilayah Iran.