Kisah Sultan Murad IV Yang Bertemu Dengan Wali Allah Yang Dianggap Pemabuk dan Pezina

Sultan Murad IV Yang Bertemu Wali Allah
Sultan Murad IV
banner 400x400

Hajinews.co.idBanyak kisah hikmah tentang para nabi, raja, wali atau orang dahulu yang unik dan bisa kita ambil hikmahnya.

Salah satunya dari Sultan Murad IV, salah satu kaisar terbesar Kesultanan Ottoman Turki yang membawa kerajaannya mencapai puncak kesuksesan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kisah menariknya adalah Sultan Murad IV bertemu dengan seorang pria yang dikenal pemabuk dan pezina, ternyata adalah Wali Allah. Simak kisahnya di bawah ini.

Siapa Sosok Sultan Murad IV?

Sultan Murad IV atau Murad Ahmad adalah putra Sultan Ahmad I dan Kosem yang berdarah Yunani. Beliau lahir pada 27 Juli 1612 dan mulai menjabat sebagai sultan pada 10 September 1623, pada usianya yang masih sangat belia yaitu 11 tahun karena menggantikan pamannya Mustafa I.

Karena usianya yang masih belia, kendali pemerintahan dipegang oleh ibunya, Kosem, dan saudara-saudaranya. Sayangnya, pemerintahan jatuh ke dalam kekacauan. Banyak tindakan anarki, serangan terhadap khilafah, dan pergolakan terjadi.

Murad IV merasa khawatir dengan negaranya dan akhirnya menuntut kekuasaannya. Walaupun penuh dengan konspirasi, beliau telah membawa kekaisaran Ottoman Turki kepada puncak kejayaannya. Saat dewasa, Murad IV menjelma menjadi sultan yang tegas, bijaksana, dan dicintai rakyatnya.

Kisah Sultan Murad IV Bertemu Wali Allah

Salah satu kebijakan Sultan Murad IV yang sangat tegas adalah beliau melarang alkohol, kopi, dan tembakau. Bahkan beliau tak segan memberikan hukuman mati bagi mereka yang melanggar aturan.

Beliau terbiasa turun ke jalanan dengan berpakaian seperti rakyat biasa di malam hari untuk menyidak dan menegakkan hukum, terutama jika melihat prajuritnya merokok atau mabuk-mabukan.

Nah suatu hari ketika Sultan Murad IV sedang turun kejalan, beliau bertemu dengan seorang pria yang tergeletak di lorong sempit pinggir jalan.

Sultan Murad IV langsung menghampiri pria tergeletak tersebut dan membangunkannya. Akan tetapi dia tidak mau terbangunkan dan mendapatinya ternyata sudah meninggal dunia.

Anehnya orang disekitarnya acuh tak acuh pada pria tergeletak yang sudah meninggal tersebut. Lantas sultan bertanya pada orang disekitarnya, ternyata mereka enggan menolong pria tersebut karena dia terkenal sebagai pemabuk dan kerap berzina.

Dengan bijaknya Sultan Murad IV mengatakan “Bukankah dia juga umat Nabi Muhammad SAW?”. Kemudian orang-orang bergegas membawa jenazah tersebut hingga ke rumahnya.

Selepas dirumah pria tersebut orang-orang pergi hingga menyisakan Sultan Murad IV dengan istri pria tersebut yang sedang menangis di hadapan jenazahnya.

Tiba-tiba istri pria tersebut berkata “Semoga Allah SWT merahmatimu wahai wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang saleh,” sambil menangisi kepergian suaminya.

Sultan terkejut mendengar kata-kata yang dikeluarkan istri jenazah tersebut lantas beliau bertanya “bagaimana bisa orang yang dianggap sebagai pemabuk dan pezina lalu istrinya menyebut dia adalah Wali Allah?”.

Istrinya menjelaskan bahwa setiap malam, suaminya memang meninggalkan rumahnya untuk pergi ke toko minuman keras. Namun, tujuannya bukanlah untuk meminumnya. Sebaliknya, dia membeli minuman keras dari penjualnya, lalu membuangnya ke dalam toilet sambil mengatakan, “Aku telah mengurangi dosa umat Muslim.”

Selain itu, meskipun orang-orang sekitarnya menganggap dia adalah pezinah, kenyataannya dia hanya mengunjungi tempat prostitusi untuk bertemu dengan beberapa wanita malam dan membayar mereka dengan mengatakan, “Kalian sudah kubayar malam ini, jadi tutuplah pintu rumahmu sampai pagi.

Ketika dia pulang ke rumah, dia bersyukur, “Alhamdulillah, malam ini aku telah mengurangi dosa para pelacur dan para pria Muslim”.

Sebenarnya istrinya sering mengkhawatirkan suaminya jika nantinya beliau wafat maka tidak ada yang memperdulikannya karena yang mereka tahu suaminya adalah seorang pezinah dan pemabuk.

Suaminya enggan menuruti kekhawatiran istrinya. Justru tertawa dan berkata, “Tidak usah takut jika aku mati, karena aku akan disholati oleh Sultanku, para ulama, dan wali serta kaum muslimin”.

Mendengar penjelasan istrinya, Sultan Murad IV menangis. Dirinya langsung mengurus pemakaman pria yang ternyata wali Allah tersebut hingga ke pemakaman.

Kemudian atas kuasanya proses pemakamannya pun dihadiri oleh para ulama wali Allah bahkan seluruh rakyat Turki.

Nah itu dia kisah unik Sultan Murad IV bertemu wali Allah. Pesan yang bisa kita ambil adalah jangan mudah berburuk sangka pada orang lain karena bisa jadi orang tersebut adalah orang yang mulia. Semoga kita bisa meneladani kisah bijak para pendahulu kita.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *