Siapakah Ali Imran Yang Diabadikan Sebagai Surat Al-Qur’an?

Siapakah Ali Imran
Al-Qur'an
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Ali Imran (آل ومران) atau Ali Imran adalah nama surat ketiga dalam Al-Qur’an yang Mulia. Ali Imran artinya keluarga Imran. Siapakah keluarga Imran yang Allah diabadikan selamanya dalam Al-Qur’an?

Untuk diketahui, Surat Ali ‘Imran terdiri 200 ayat dan termasuk golongan Surat Madaniyyah. Dinamakan Ali ‘Imran karena memuat kisah keluarga ‘Imran yang di dalamnya diceritakan kisah kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam bin Maryam. Surat Ali ‘Imran dan Al-Baqarah dinamakan Az-Zahrawaani (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa, kedatangan Nabi Muhammad ﷺ dan sebagainya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Keutamaan membaca dan mengamalkan Surat Ali Imran disebutkan An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

يُؤْتَى يَوْمَ القِيَامَةِ بِالقُرْآنِ وَأهْلِهِ الَّذِيْنَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ فِي الدُّنْيَا تَقْدُمُهُ سُوْرَةُ البَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ ، تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا

Artinya: “Pada hari Kiamat, Al-Qur’an akan didatangkan dan juga para ahlinya yaitu orang-orang yang mengamalkannya di dunia. Didahului oleh Surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran, keduanya menjadi hujjah bagi orang yang membacanya.” (HR Muslim)

Keistimewaan Keluarga Imran

Dalam satu kajian Gus Musa Muhammad menerangkan keistimewaan keluarga Imran yang namanya diabadikan menjadi surat ketiga Al-Qur’an. Dalam Kitabullah, nama Keluarga Imran tertera dalam Surat Ali Imran karena keluarganya mempunyai keutamaan, yaitu: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan Keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran Ayat 33-34)

Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Imran bin Matsan bin al-Azar bin Sahim bin Misyam bin Hizkil bin Ahrif bin Au’am Izazaya bin Amsaya bin Nawas bin Nausa bin Sulaiman bin Daud bin Yehuda bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim ‘alaihissalam.

Nasab di atas hanya secara global, jadi bisa lebih panjang sebab estimasi kurun jeda dari Nabi Daud ke Imran kurang lebih 1.800 tahun. Namun begitu usia orang-orang terdahulu panjang-panjang. Imran menikah dengan Hannah. Hannah binti Faqudz merupakan saudara dari Asy-ya (orang Nasrani meyebut Elizabeth) yang menjadi istri Nabi Zakaria ‘alaihissalam.

Dari perkawinan Imran dan Hannah lahirlah Maryam. Beliau adalah wanita ahli ibadah dan suci. Ia merupakan ibu dari kalimat Allah, Nabi Isa ‘alaihissalam. Terjadi khilaf di antara para mufasirin apakah Asy-ya kakak dari Siti Maryam atau Bibinya. Sementara Ibnu Katsir dalam Bidayah Wan Nihayah mengambil pendapat Asy-ya merupakan adik dari Hannah yang berarti Asy-ya bibi dari Maryam. Dari Nabi Zakaria dan Asy-ya ini nanti lahir Nabi Yahya.

Ketika mengandung Maryam, usia Hannah sudah memasuki masa “menapouse”, masa di mana wanita secara medis sudah tidak bisa mengandung, namun Allah berkehendak. Dalam kebahagiaan keluarga Imran yang menanti kelahiran sang anak, Imran wafat sebelum masa kelahiran anaknya.

Dengan adanya kejadian ini, ia merasakan kesedihan yang mendalam. Akan tetapi, Hannah tetap selalu bersabar dalam merawat janin yang ada dalam kandungannya. Hannah menginginkan anak laki-laki, sebab khawatir banyak hal tabu masyarakat saat itu yang menganggap perempuan hanya akan mengotori masjid ketika menjadi “khadam” (orang yang megabdi, melayani di tempat ibadah). Terutama saat sedang datang bulan atau haid. Sehingga Hannah berharap memiliki anak laki-laki untuk menjadi khadam.

Sepeninggal Imran, Hannah hijrah ke Al-Quds, ke tempat Nabi Zakaria, sebelum keberangkatannya Hannah berdiri dari mihrabnya seraya berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku (untuk) menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah nazar itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Allah berkehendak lain dengan “harapan” Hannah, ia melahirkan seorang berjenis kelamin perempuan. Karena anak yang lahir perempuan, maka ada kegelisahan yang muncul dalam diri Hannah. Sebab, dirinya telah menazarkan jika anak yang ia lahirkan nantinya akan dijadikan khadam pada Bait Al-Muqaddas.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *