Hikmah Pagi : Asal Usul Keranda Peti Mati dan Putri Nabi SAW

Asal Usul Keranda Peti Mati
Asal Usul Keranda Peti Mati


banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idAda cerita menarik penuh hikmah tentang adanya keranda peti mati dan putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra. Sebagaimana diketahui, putri kesayangan Rasulullah SAW, Sayyid Fatimah Az-Zahra merupakan salah satu dari empat wanita pemuka surga.

Putri tercinta Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim Sayyid Khadijah binti Khuwailid, yang juga merupakan salah satu pemuka surga. Sayyidah Fatimah dianggap sebagai pemimpin perempuan umat Muslim dan teladan terbaik bagi perempuan di dunia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kisah yang dikutip dari Sumber Sirah Nabawiyah dan Kitab Hilyah Al-Aulia ini mengacu pada akhlak beliau dalam menjaga kehormatan. Dari kisah inilah muncullah asal muasal kamar keranda mayat yang digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia saat ini. Ini ceritanya.

Ketika Sayyidah Fatimah sedang sakit diambang wafat, maka Asma bintu Umais radhiyallahu ‘anha datang menjenguknya. Maka Fatimah berkata kepada Sayyidah Asma: “Wahai Asma, aku begitu malu ketika harus keluar besok hari di hadapan para lelaki (ketika aku telah meninggal) dan tubuhku dibawa di atas peti mati”.

Peti mati ketika itu hanyalah sebuah kayu datar yang terbuka.Tubuh mayit yang sudah tertutup oleh kain kafan akan diletakkan di atasnya dan ditutup lagi dengan sebuah kain sebagai tambahan. Fatimah sangat malu dan sedih ketika tubuhnya akan terbentuk oleh kain kafan.

Beliau tidak ingin ada seorang lelaki dapat melihat bentuk dan lekuk tubuhnya. Maka dengarkanlah kembali isi curhatan Fatimah yang sungguh mendalam:

إِنِّي قَدِ اسْتَقْبَحْتُ مَا يُصْنَعُ بِالنِّسَاءِ أَنْ يُطْرَحَ عَلَى الْمَرْأَةِ الثَّوْبُ فَيَصِفُهَا

“Sesungguhnya aku merasa malu dengan apa yang terjadi untuk para wanita ketika mereka dipakaikan sebuah kain kafan, maka kafan itu membentuk tubuhnya”.

Mendengar curhan hati dari Fatimah , maka Asma bintu Umais berkata padanya:

يَا ابْنَةَ رَسُولِ اللهِ أَلَا أُرِيكِ شَيْئًا رَأَيْتُهُ بِالْحَبَشَةِ

“Wahai putri Rasulullah , maukah aku kabarkan kepadamu sebuah peti mati yang aku lihat di Habasyah?”

Maka Asma membuat peti mati yang tertutup dari semua sisinya seperti sebuah kardus. Ketika peti mati sudah jadi, Asma kemudian menutup peti mati itu kembali dengan sebuah kain yang luas maka tubuh mayit yang dibawa di atasnya tidak akan mungkin terbentuk atau tersifati.

Melihat perbuatan Asma tersebut, Fatimah begitu bahagia. Seketika, Fatimah berkata kepada Asma:

سترك الله كما سترتني مَا أَحْسَنَ هَذَا وَأَجْمَلَهُ تُعْرَفُ بِهِ الْمَرْأَةُ مِنَ الرَّجُلِ فَإِذَا مِتُّ أَنَا فَاغْسِلِينِي أَنْتِ وَعَلِيٌّ

“Semoga Allah menutup auratmu sebagaimana engkau telah berusaha untuk menutup auratku.”

“Betapa indahnya buatanmu ini, sehingga wanita yang meninggal bisa dibedakan dengan lelaki yang meninggal. Jika aku mati, maka mandikanlah diriku bersama Ali” (HR. Abu Nu’aim Al-Asbahani pada Hilyah Al-Aulia 2/43)

Subhanallah, Sayyidah Fatimah malu padahal nantinya hanyalah seorang yang sudah wafat dan itupun sudah benar-benar tertutup dan terbungkus dengan 5 kain kafan.

Apalagi yang akan terlihat? Sayyidah Fatimah tidaklah mencurahkan isi hatinya ketika di pasar atau sebuah taman,
namun beliau mencurahkan isi hatinya ketika beliau diambang kematian.

Sayyidah Fatimah malu ketika beliau sudah wafat, maka bagaimana dengan wanita yang masih hidup tidak memiliki rasa malu? Seandainya Fatimah melewati sebuah pasar yang ada di zaman sekarang ini dan beliau melihat para wanita zaman sekarang, maka apa yang akan Beliau katakan?

Tidak dipungkiri, wanita saat ini tak sedikit yang berani melepaskan hijabnya, bahkan menggunakan pakaian sempit lagi minim. Wanita saat ini sudah hilang rasa malunya, mereka berani memperindah dan menampilkan keindahan tubuhnya sehingga mengundang syahwat laki-laki. Semoga Allah Ta’ala memberi hidayah kepada kita.

Apa yang membuat Sayyidah Fatimah sampai pada keududukan tinggi seperti ini? Ini karena sabda Rasulullah SAW yang ada pada diri Fatimah .

الحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ

“Rasa malu tidak akan mendatangkan kecuali kebaikan” (HR. Al-Bukhari)

Semenjak itu, akhirnya umat Islam di seluruh dunia pun meniru hal yang sama pada jenazah Sayyidah Fatimah . Jenazah diletakkan di atas keranda untuk dibawa ke pemakaman. Subhanallah, kita patut berutang jasa kepada Sayyidah Fatimah yang memuliakan jenazah khusunya kaum perempuan.

Wallahu A’lam

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *