Hikmah Malam: Mengapa Musibah Datang Silih Berganti? Berikut 4 Hikmah Bagi Umat Islam

Musibah Datang Silih Berganti?
Musibah Datang Silih Berganti?


banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idMusibah bisa menimpa semua orang, termasuk Anda. Namun terkadang Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Musibah terjadi silih berganti. Bahkan kita bisa merasakan ada orang yang tidak pernah mengalami musibah.

Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Tentunya kita sebagai umat Islam hendaknya tetap mempunyai pandangan positif terhadap Allah Ta’ala. Simak 4 hikmah yang bisa dipetik dari musibah di bawah ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mengapa Musibah Datang Bertubi-tubi?

Dirangkum dari khutbah di situs Kemenag Palembang dan buku Ambil Berkah dari Musibah (2017) oleh Affan Fajrul Falaq, berikut ini 4 hikmah dari musibah yang datang bertubi-tubi:

  1. Menguji Kualitas Iman

Melalui musibah, baik yang datang sekali maupun bertubi-tubi, Allah ingin menguji kualitas iman hamba-hamba-Nya, sesuai firman-Nya dalam surat Al-Ankabut: 2-3 yang artinya:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami Telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)

Dengan adanya ujian, manusia menjadi sadar dirinya tidak memiliki kekuatan sedikit pun, maka kita harus menyerahkan diri kepada Allah. Kita pun harus yakin bahwa Allah yang memberikan cobaan kepada kita melalui musibah.

Ketika ditimpa musibah bertubi-tubi, yakinlah bahwa cobaan tersebut dapat dilalui atas izin Allah. Allah tidak menguji orang yang tinggi derajatnya dengan ujian yang ringan. Ini sesuai firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 286 yang artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Al-Baqarah: 286)

  1. Menguji Kesabaran

Hikmah lainnya adalah musibah sebagai ujian kesabaran seseorang. Dalam menghadapi ujian, kita harus mengucapkan kalimat istirja. Hal ini sesuai firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155-156, yang artinya:

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. (Sesungguhnya kami adalah milik Allâh dan kepada-Nya-lah kami kembali.)” (Al-Baqarah: 155-156)

Kita harus mencontoh para pendahulu kita yang ditimpa musibah berat, seperti Nabi Ayub yang ditimpa penyakit, hingga harta dan keluarganya diambil. Juga seperti Siti Hajar yang harus tinggal di padang gersang dengan Nabi Ismail yang masih bayi.

Dengan demikian, kesabaran kita akan terlatih jika di kemudian hari mendapatkan musibah kembali.

  1. Allah Menyiapkan Hadiah

Di balik ujian keimanan dan kesabaran, Allah pun menjanjikan hadiah kepada hamba-Nya. Salah satu firman Allah tentang hal ini tertulis dalam At-Taubah ayat 111 yang artinya:

“Sesungguhnya, Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri, dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (At-Taubah: 111)

Bahkan untuk musibah ringan sekali pun, Allah akan memberikan kebaikan bagi hamba yang bersabar. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:

“Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus dosa darinya.” (HR Bukhari)

Orang yang bersabar dalam musibah akan dibersihkan dosanya dan diberikan kebaikan-kebaikan. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW:

“Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka ia akan diuji (dicoba) dengan suatu musibah.” (HR. Bukhari).

  1. Menguji Kepedulian Umat

Terakhir, musibah datang juga untuk menguji kepedulian umat terhadap saudaranya yang tertimpa musibah. Rasulullah SAW bersabda:

وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.”

Tentu umat yang beriman akan menolong saudaranya yang mengalami musibah. Bantuan ini bisa berupa harta maupun tenaga. Jika tidak bisa keduanya, kita bisa mendoakan agar diberikan kesabaran dan ketabahan.

Demikian tadi telah kita ketahui mengapa musibah datang bertubi-tubi. Sebagai umat yang beriman, kita harus meyakini ini semua ada hikmahnya. Wallahu a’lam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *