”Democrazy”

Democrazy
Democrazy
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Yusuf Blegur

Hajinews.co.id – Betapa berjaraknya antara nilai-nilai dan tindakan. Kebohongan telah menjadi kebenaran dan kebenaran telah menjadi kebohongan. Begitulah cara bangsa Indonesia menikmati demokrasi selama ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pilpres 2024 telah memberi pelajaran penting bagi seluruh rakyat, negara dan bangsa Indonesia. Satu yang fundamental, bahwasanya kebenaran dan kejahatan sekalipun memang membutuhkan perjuangan. Kebenaran dan Kejahatan pada akhirnya menjadi pilihan setiap orang, komunal dan bahkan secara massal dengan atau tanpa paksaan. Sistem demokrasi yang menganut kebebasan individu, orientasi kekuasaan dan penghambaan materi, begitu kental mewarnai kecenderungan pemilu dilaksanakan dari masa ke masa. Proses dan hasil dari yang diklaim sebagai manifestasi kedaulatan rakyat itu, kerap hanya menjadi ajang distorsi dan disorientasi. Baik pilpres maupun pileg telah menjadi ajang kecurangan dan kejahatan dari ambisi yang dibungkus oleh prosedural formal dan legal. Drama konspirasi dan manipulasi atas nama demokrasi dan konstitusi. Kemudian menjadi baku, menjadi hukum dan peradaban masyarakatnya.

Melakukan kejahatan bukanlah sesuatu yang mudah dan tanpa hambatan. Apalagi kejahatan yang terstruktur, sistematis dan masif. Bisa dipastikan akan membutuhkan banyak orang, anggaran yang besar dan paling utama kemampuan membunuh nilai-nilai Ketuhanan dan rasa kemanusiaan. Memiliki dan menggunakan infrastruktur politik menjadi modal dasar seseorang atau kelompok tertentu tampil di panggung kekuasaan. Dengan cara apapun dan melibatkan siapapun, menjadi cara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan.

Begitupun dengan kebenaran, yang memilihnya harus bergelut dengan komitmen dan konsistensinya. Teguh dan istiqomah menggenggam prinsip-prinsip kebenaran, terkadang jauh lebih sulit ketimbang mengorganisir dan menggerakannya. Tak jarang banyak yang patah dan menyerah hanya untuk mengakui kebenaran. Ini menjadi fenomena yang kemudian mewujud sebagai realitas sosial. Lazimya, seperti yang diungkap dalam adagium kebenaran yang tak terorganisir akan dapat dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir. Atau boleh jadi ada yang lainnya, kebohongan yang terus-menerus akan menjadi kebenaran.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *