Memudarnya Politik Identitas dalam Dinamika Kontestasi Pemilu 2024

Memudarnya Politik Identitas
Ahmad Hudri


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr Ahmad Hudri, MAP – Ketua KPU Kota Probolinggo 2014-2019 dan 2019-2024

Hajinews.co.id – Jika dibandingkan dengan dua pemilu sebelumnya yaitu pemilu tahun 2014 dan 2019, dinamika kontestasi pemilu tahun 2024, mengalami perubahan signifikan dalam pola interaksi politik dan dukungan terhadap kontestan calon presiden/ wakil presiden.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Salah satu perubahan yang mencolok adalah memudarnya politik identitas dan meningkatnya rasionalitas politik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Pada pemilu-pemilu sebelumnya, politik identitas memegang peranan yang sangat penting dan menjadi materi kampanye yang dimanfaatkan sebagai senjata untuk menyerang kandidat lainnya.

Identitas agama, etnis, dan budaya seringkali menjadi faktor utama dalam menentukan dukungan terhadap suatu calon. Sehingga menimbulkan friksi dan polarisasi antar pendukung.

Namun, dalam pemilu tahun 2024, tren ini memudar. Politik identitas yang pada awalnya digunakan sebagai alat untuk memperkuat solidaritas antargolongan atau kelompok tertentu, kini mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan dalam pengaruhnya. Sebagaimana difahami, bahwa memaknai rasional menurut Damsar (2011:153) adalah bahwa masyarakat pemilih khususnya sebagai aktor melakukan pertimbangan atas preferensi dalam menentukan pilihan sebagai bentuk dari tindakan.

Dan berupaya memaksimalkan pemanfaatan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. Ini artinya bahwa faktor individu sangat mempengaruhi sikap dan kemampuan individu atau kelompok untuk membuat keputusan apapun terutama dalam hal politik berdasarkan pemikiran logis dan akal sehat, bukan hanya berdasarkan emosi atau identitas tertentu.

Pergeseran sikap dan paradigma merupakan implikasi dari interaksi sosial antara kelompok yang satu dengan yang lain. Baik yang pro maupun yang kontra politik identitas. Karena politik identitas ini merupakan sikap dan paradigma yang dihasilkan oleh interaksi sosial sebagaimana yang dikemukakan Sarwono dan Meinarno (2009) interaksi sosial merupakan wujud pertalian saling berbalas antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lain. Pertalian saling berbalas antara pro dan kontra ini mengakibatkan adanya saling mempengaruhi yang berdampak terhadap munculnya pertimbangan-pertimbangan atas preferensi-preferensi yang ada.

Preferensi-preferensi ini yang dikemukakan melalui narasi-narasi berbagai media terutama media sosial. Dan narasi-narasi ini dapat diterima atau tidak oleh masing-masing individu. Penerimaan atas atas narasi-narasi ini yang menyebabkan adanya pergeseran penilaian atas politik identitas, sehingga masyarakat mempertimbangkan dengan rasionalitas.

Dengan lebih memperhatikan program-program dan visi-misi calon, dibandingkan dengan penilaian sentimen identitas yang dimiliki oleh calon tersebut dianggap sebagai sikap rasional. Sikap yang didasarkan kepada preferensi obyektifitas yang dapat diukur dengan standar dan parameter. Seperti rekam jejak, program dan visi-misi. Sehingga melihat indikator-indikator yang ada, terlepas dari siapapun yang terpilih dalam pemilu 2024 terutama pemilihan presiden dan wakil presiden, menurut penulis bahwa politik identitas telah memudar dan tidak mendapatkan dukungan, terutama dukungan pemilih secara signifikan.

Hal ini menunjukkan bahwa rasionalitas politik pemilih semakin meningkat. Salah satu faktor yang mempengaruhi memudarnya politik identitas adalah perkembangan teknologi informasi dan jejaring sosial. Pemilih kini lebih mudah mengakses informasi mengenai calon-calon yang diusung oleh partai politik.

Mereka dapat dengan cepat mengakses program-program yang ditawarkan oleh calon, dan membandingkannya dengan kebutuhan dan aspirasi yang dimiliki. Pada era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, politik identitas menjadi semakin terkikis dan rasionalitas politik menjadi semakin penting dalam dinamika politik pemilu 2024.

Dengan demikian, pemilih dapat lebih rasional dalam menentukan pilihan politiknya. Selain itu, adanya perkembangan media massa juga turut mempengaruhi perubahan ini.

Media massa memiliki peran yang penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai calon-calon yang bertarung dalam pemilu. Dengan adanya pemberitaan yang objektif dan mendalam, pemilih dapat lebih memahami karakter dan kapabilitas calon sehingga dapat membuat keputusan yang lebih rasional.

Selain memudarnya politik identitas, meningkatnya rasionalitas politik juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kesadaran politik masyarakat. Semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin cenderung rasional pilihan politik yang dibuat. Pendidikan politik yang diberikan kepada masyarakat juga turut berperan dalam meningkatkan kesadaran politik mereka, sehingga dapat membuat keputusan berdasarkan penilaian yang lebih obyektif.

Dampak Positif dan Negatif Memudarnya Politik Identitas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *