Kementerian Agama Kritik Garuda Indonesia Perihal Pelayanan Haji

Kementerian Agama Kritik Garuda Indonesia
Garuda Indonesia


banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idKementerian Agama mengkritik manajemen Garuda Indonesia yang memberikan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia pada fase pemberangkatan yang berlanjut sejak 12 Mei 2024.

Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie menegaskan, belum ada perbaikan signifikan terhadap layanan Garuda Indonesia karena meski sudah teguran tertulis pada 16 Mei, masih ada persoalan yang terjadi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jemaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan,” kata Anna dalam keterangannya, Rabu (24/5).

“Kami melihat manajemen garuda gagal dalam memberikan layanan terbaik untuk jemaah haji,” tambahnya.

Anna lantas merinci, Kemenag mencatat ada sejumlah persoalan pada penerbangan jemaah haji Indonesia yang menggunakan pesawat Garuda.

Persoalan pertama, terjadinya kerusakan mesin pesawat yang terjadi di Embarkasi Makassar. Sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan jemaah kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar.

“Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya,” kata Anna.

Kedua, terjadinya persoalan keterlambatan penerbangan. Kemenag melihat on time performance (OTP) Garuda Indonesia sangat buruk. Anna mencatat prosentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi hingga 47,5 persen.

“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” kata Anna.

Ketiga, terjadi pecah kloter imbas perencanaan Garuda Indonesia yang meleset. Pecah kloter merupakan kondisi satu kloter jemaah haji yang tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama. Kemenag memperkirakan pecah kloter diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali.

“Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama. Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter,” kata dia.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar