Prabowo Tak Setuju Istilah “Presidential Club”: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja



banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku tidak tahu-menahu soal munculnya istilah “presidential club”.

Prabowo merasa tidak pernah mengatakan istilah tersebut meski mengakui mempunyai keinginan untuk duduk satu meja dengan presiden-presiden pendahulunya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Justru aneh, saya tidak tahu dari mana istilah presidential club. Saya tidak pernah bicara presidential club sebetulnya,” kata Prabowo dikutip dari YouTube TV One News, Kamis (23/5/2024).

Ketua Umum Partai Gerindra itu kemudian menghitung jumlah presiden RI yang tersisa adalah tinggal tiga orang.

Ketiganya yakni Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Presiden Joko Widodo yang kini masih menjabat.

“Nanti insya Allah 20 Oktober saya, hanya empat. Empat ya enggak usah bikin klublah. Minum kopi saja kan bisa. Benar enggak? Ya kan,” ujar Prabowo seraya tertawa.

Oleh sebab itu, Prabowo meminta pertemuan antarpresiden itu tak perlu dilabeli dengan istilah presidential club. Intinya, Menteri Pertahanan RI ini ingin komunikasi antarpresiden RI tetap terus terjaga karena mereka tetap pimpinan bangsa meski tak lagi menjabat.

Intinya, Menteri Pertahanan RI ini ingin komunikasi antarpresiden RI tetap terus terjaga karena mereka tetap pimpinan bangsa meski tak lagi menjabat.

“Sehingga ke depan, sebagai pimpinan, mantan presiden pun masih pimpinan, punya jasa, punya pandangan dan pengalaman. Kan bagus kalau komunikasinya baik. Ya kalau ada kekurangan-kekurangan itu ya menurut saya itu biasa. Itu pandangan saya,” tutur Prabowo.

Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, jika waktunya sudah tepat, Prabowo pasti duduk bersama dengan para mantan presiden yang masih hidup.

Dahnil mengatakan, Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap bertemu rutin dan berdiskusi tentang masalah strategis kebangsaan.

Dahnil menyebut perkumpulan tersebut sebagai presidential club.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *