Haji itu Miniatur Kehidupan Manusia

Haji itu Miniatur Kehidupan Manusia
Ibadah Haji
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Islam sendiri menempatkan semua dasar-dasarnya dengan penampilan global. Tuhan dalam Islam itu “Rabbil alamin” atau “Rabunnaas”. Muhammad SAW itu adalah “rahmatan lil-alamin” dan diutus kepada seluruh manusia (kaafatan linnaas). Dan Al-Quran itu adalah petunjuk bagi seluruh manusia (hudan linnaas).

Makna ketiga dari panggilan “kemanusiaan” haji adalah bahwa Islam adalah agama dengan pemeluk yang paling mengglobal. Di mana saja di pelosok dunai ini akan ada pemeluk agama ini. Bahkan di daerah atau negara yang paling terpencil sekalipun. Itulah sebabnya ayat yang memerintahkan Ibrahim mengumandangkan kewajiban haji Allah menyampaikan bahwa kelak manusia akan datang ke haji ini dari seluruh penjuru dunia (min kulli fajrin ‘Amin”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Karenanya haji sekali lagi merupakan ekspresi paling nyata dari “the global nature of Islam” (universalitas Islam). Bahwa Islam bukan agama bangsa/ras tertentu. Bukan agama Arab. Bukan pula agama Nusantara. Karenanya tidak perlu merasa paling hebat Islamnya karena identitas lokal itu.

Keempat, haji itu merupakan komitmen “al-kamaliyah” (kesempurnaan) dalam berislam. Artinya ketika seserang melakukan ibadah haji dia sesungguhnya membangun komitmen untuk menjadi Muslim yang sempurna.

Ada beberapa alasan dari kesimpulan ini. Kata haji misalnya yang berasal dari kata “hajja-yahujju”, selain melahirkan kata “hajjun dan hijjatun” yang berarti “perjalanan ke tempat yang jauh” juga melahirkan kata “hujjatun” yang berarti “bukti, alasan”. Maknanya bahwa haji akan menjadi bukti (hujjah) ke sempurnaan Islam seseorang.

Selain itu haji yang ditetapkan sebagai rukun Islam terakhir dan hanya sekali dalam hidup juga membuktikan bahwa haji itu memang komtmen keislaman yang menyeluruh (sempurna).

Tapi saya kira argumen terkuat dari poin ini adalah relasi antara haji dan Ibrahim AS. Kita kenal bahwa Ibrahim adalah nabi yang dikenal ketaatannya. Bahkan dikenal dengan komitmen kesempurnaan dalam menjalankan perintah-perintah Tuhannya.

“Dan ingatlah ketika Ibrahim dicoba oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah) dan dia menyempurnakan (dalam melaksanakan) perintah itu” (al-Quran).

Keterkaitan Ibrahim AS dengan amalan-amalan haji menggambarkan secara kuat jika haji memang merupakan komitmen kesempurnaan dalam berislam.

Ini pulalah dasarnya ketika haji yang benar (mabrur) balasannya dijamin dengan syurga. Karena memang jaminan syurga itu hanya dengan ketakwaan yang sejati (haqqa tuqatih). Dan ketakwaan sejati memang terjadi dengan kesempurnaan dalam berislam (dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam).

Itulah empat kesimpulan terpenting dari Ibadah haji yang perlu kita pahami. Sebuah ibadah yang menjadi impian hidup setiap Muslim. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada mereka yang menjalankannya. Dan yang terpenting menerima haji mereka menjadi haji mabrur.

“Allahumma ij’alhu hajjan mabruran wa sa’yan masykuran wa dzanban maghfuran wa tijaaratan lan tabuur”. Amin ya Mujiib!

Jamaica City, 28 Mei 2024

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *