Seiring dengan bermunculannya varian baru COVID-19, para ahli menyarankan untuk mengenakan dua masker untuk melindungi diri. Efektifkah? | ilustrasi foto: pexels.com/@cottonbro
Berbeda dengan beberapa varian virus SARS-CoV-2 sebelumnya, varian Epsilon Gamma (EG.5) yang juga dikenal sebagai Eris, memiliki karakteristik khusus yang membuatnya menonjol. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dan karakteristik utama dari varian ini:
- Mutasi pada Spike Protein
Varian Eris mengandung mutasi pada protein spike, yaitu bagian dari virus yang melekat pada sel manusia. Mutasi pada protein ini dapat memengaruhi berbagai sifat virus, termasuk potensi penularannya dan kemampuannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia. Protein spike adalah target utama dari banyak vaksin Covid-19, sehingga perubahan pada struktur ini dapat berdampak signifikan.
- Peningkatan Penularan
Salah satu kekhawatiran utama terkait varian Eris adalah kemampuannya untuk menular lebih cepat, dibandingkan dengan varian sebelumnya. Peningkatan tingkat penularan ini bisa berdampak pada laju penyebaran virus di masyarakat yang lebih luas. Mengutip penjelasan dari dr. Albert Ko, seorang dokter penyakit menular dan profesor di Yale School of Public Health, varian EG.5 memiliki kemiripan dengan varian Omicron namun dengan potensi penularan yang lebih tinggi. Ini disebabkan oleh sifat varian ini yang lebih efektif dalam menghindari sistem kekebalan tubuh.
- Pengaruh terhadap Efikasi Vaksin
Studi awal menunjukkan bahwa varian Eris dapat mempengaruhi efikasi vaksin yang saat ini digunakan. Meskipun vaksin yang ada masih memberikan perlindungan terhadap varian ini, ada kemungkinan bahwa strategi peningkatan vaksinasi atau pembaruan formulasi vaksin mungkin diperlukan, untuk menghadapi perkembangan varian tersebut. Perubahan ini bertujuan untuk memastikan bahwa perlindungan yang diberikan oleh vaksin tetap optimal.
Gejala yang Dikaitkan dengan Varian Eris
Gejala yang muncul akibat infeksi varian Epsilon Gamma tampaknya serupa dengan gejala umum COVID-19. Namun, ada beberapa gejala yang lebih sering dilaporkan oleh pasien yang terinfeksi varian ini, antara lain:
- Sakit kepala: Salah satu gejala yang paling sering dilaporkan.
- Gejala alergi: Seperti bersin dan hidung tersumbat.
- Demam atau meriang: Kondisi tubuh yang terasa tidak nyaman disertai peningkatan suhu tubuh.
- Batuk: Baik batuk kering maupun berdahak.
- Sesak napas: Kesulitan bernapas atau merasa napas pendek.
- Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan dan berkelanjutan.
- Badan dan otot pegal: Nyeri pada otot dan tubuh secara umum.
- Sakit tenggorokan: Tenggorokan terasa sakit dan tidak nyaman.
- Hidung berlendir: Produksi lendir yang meningkat.
- Mual dan muntah: Rasa mual yang bisa diikuti dengan muntah.
- Diare: Frekuensi buang air besar yang meningkat dengan konsistensi yang lebih cair.
Kehilangan penciuman dan pengecapan: Meskipun jarang, beberapa pasien melaporkan kehilangan kemampuan untuk mencium dan mengecap.