Islamophobia: Fakta, Faktor & Solusi- 02

Islamophobia
Islamophobia


banner 800x800

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Shamsi Ali Al-Kajangi

Hajinews.co.id – Pada bagian yang lalu disampaikan bahwa Islamophobia sesungguhnya bukan fenomena baru. Melihat Islamophobia sebagai fenomena baru dunia, apalagi sekedar dikaitkan dengan peristiwa tertentu, seperti apa yang dipropagandakan selama ini sebagai serangan terror ke US atau lebih dikenal dengan peristiwa 9/11 itu kurang akurat. Apalagi kalau sekedar dikaitkan dengan tampilnya politisi-politisi dukungan neo konservatif seperti Donald Trump.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sesungguhnya Islamophobia adalah respon alami yang terjadi terhadap hadirnya Islam itu sendiri. Dan itu dalam sejarahnya akan selalu ada. Sebuah hukum alam atau lebih tepatnya “sunnatullah” jika ada cahaya pastinya akan ada kegelapan walau tidak selalu menampakkan diri. Tapi itulah hukum alam yang ada untuk keseimbangan dalam kehidupan alam semesta.

Lahirnya Islam (istilah historis, bukan agama) di semenanjung Arabia secara alami membangkitkan ketakutan, kebencian dan prilaku destruktif dari kekuatan yang ada pada masanya. Saat itu ada dua kekuatan dunia. Roma di dunia bagian Barat (West). Dan Persia di dunia bagian Timur (East). Keduanya sangat terusik dan merasa terancam dengan kebangkitan kekuatan baru itu (Islam).

Secara domestik juga sesungguhnya fenomena inj bersifat alami. Dengan kehadiran Islam di Makkah para pembesar kota tua itu merasa terancam sehingga merespon dengan prilaku destruktif. Pengikut Islam saat itu mendapat perlakuan kejam, termasuk Rasulullah SAW, yang kerap kali mengalami perlakuan yang tidak semestinya.

Kenyataan bahwa Islam pernah berkuasa di Dunia Barat (berpusat) di Andalusia sekitar 700-an tahun. Kejatuhan kekuasaan Islam direspon dengan respon kejam dengan inquisisi di bawah komando Ratu Isabel. Ditambah lagi ekspansi Khilafah Utsmaniyah (Ottoman Empire) ke Eropa besar-besar. Kalau saja tidak tertahankan dan terkalahkan di peperangan Vienna yang terkenal itu, Eropa Barat keseluruhan pastinya akan dikuasai.

Semua hal di atas sekaligus menyimpulkan bahwa secara umum Islamophobia seringkali terjadi dengan faktor politik sebagai faktor dominan dan terutama. Namun faktor politik (kekuasaan merasa terancam) itu bukanlah faktor tunggal. Ada beberapa faktor lain yang bisa didapati pada setiap masyarakat dan negara sesuai dengan keadaan spesifiknya.

Ada enam faktor utama yang ingin saya garis bawahi pada tulisan ini.

Satu, ketidak tahun (ignorance).

Kita semua tahu bahwa walaupun sekarang ini perhatian kepada agama mulai tumbuh dunia Barat, bahkan ada fenomena lebih berkembang dibandingkan di beberapa dunia Islam. Sebenarnya hingga pertengahan abad ke 20 agama, saya maksudkan semua agama, bukan hanya Islam, Tidak saja tidak menarik dan dianggap tidak perlu. Agama justeru dipandang sebagai halangan kemajuan, bahkan racun kehidupan (life poison). Karenanya dunia Barat tidak saja tidak peduli. Justeru melahirkan konsep kehidupan “sekularisme” yang menutup semua pintu untuk agama memainkan peranan dalam kehidupan publik manusia.

Sikap dunia Barat terhadap Islam itu melahirkan “kebodohan” bahkan “kebencian” kepada Islam. Kebodohan atau ketidak tahuan tentang agama, lebih khusus lagi kepada agama Islam menjadikan mereka di saat agama Islam nampak dan berkembang menjadi ketakutan. Ketakutan yang berdasar kebodohan itulah sesungguhnya arti dari “Phobia”. Biasanya lebih dikenal dengan “irrational fear” (ketakutan yang tidak rasional).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *