Kisah Umar Bin Khattab Terhadap Umat Nasrani Yang Menolak Membayar Jizyah

Menolak Membayar Jizyah
Umar bin Khattab
banner 400x400

Kata Umar: “Kami akan menamakannya jizyah, dan kalian boleh menamakan apa saja.”

Menyaksikan dialog itu makin sengit Ali bin Abi Thalib berkata: “Amirulmukminin, bukankah sedekah dari mereka oleh Sa’d bin Malik sudah dilipatgandakan?”

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Memang,” kata Umar, “dan sudah diterimanya dari mereka sebagai pengganti jizyah.”

Orang-orang Nasrani dari Banu Taglib bersikeras untuk tidak membayar jizyah itu karena mereka merasa diri mereka golongan orang terhormat dan kuat. Mereka menganggap membayar jizyah suatu penghinaan dan berarti sudah tunduk, yang tidak layak bagi mereka dan tidak sesuai dengan kebiasaan yang sudah dikenal orang tentang mereka sebagai golongan yang terpandang dan terhormat.

Rasa terhormat dan kuat itulah yang membuat Walid bin Uqbah, pemimpin Muslim di Suriah, menghendaki mereka bergabung ke dalam Islam supaya mereka lebih terhormat dan lebih kuat.

Sikap Umar yang pada mulanya keras mengenai soal jizyah ini, dan kemudian menyetujui ketentuan sedekah kepada mereka dilipat-gandakan setelah dirundingkan dengan Ali bin Abi Thalib, adalah suatu langkah politik yang patut dipuji, kendati bertentangan dengan sikap Abu Bakar dalam menghadapi kaum Riddah, juga sikapnya dalam menghadapi musuh-musuhnya yang kuat-kuat, Persia dan Romawi.

Banu Taglib adalah orang Arab, dan Umar cenderung sekali pada harga diri orang-orang Arab. Kalaupun sebagian mereka sekarang masih tetap dalam agama Nasrani, tak lama lagi mereka semua niscaya akan bergabung ke dalam Islam.

Cara lemah lembut dalam menghadapi soal ini akan lebih berkesan.

Sejarah telah membuktikan firasat Umar yang begitu baik serta pandangannya yang jauh tatkala kemudian Banu Taglib ini ternyata membela Islam dengan cara yang amat cemerlang. Dalam banyak peristiwa mereka menjadi pendukung Muslimin dalam menghadapi musuh.

Tidak cukup hanya dengan menerima sedekah dari orang-orang Nasrani itu, tetapi Umar melihat bahwa perselisihan antara mereka dengan Walid bin Uqbah adakalanya menjadi penyebab keluarnya dia dari sana. Dia sudah kehilangan kesabaran dan memaksa mereka.

Oleh karena itu oleh Umar ia dipindahkan dari daerah mereka dan tempatnya digantikan oleh Furat bin Hayyan, untuk menjaga keamanan dan ketertiban di kawasan mereka.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *