Tenda Haji Jemaah Haji Indonesia di Arafah Sempit, Ini Penjelasan Kemenag

Tenda Haji Jemaah Haji Indonesia di Arafah Sempit
Tenda Haji Jemaah Haji Indonesia di Arafah Sempit
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id Syarief Abdullah Alkadrie, anggota Timwas Haji Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengungkapkan, ada keluhan jemaah haji Indonesia asal Kalimantan Barat terhadap ibadah haji. kondisi yang sempit di tenda-tenda di Arafah.

Berdasarkan laporan Syarief, tenda berukuran 18 x 24 meter itu diisi sekitar 225 orang, sehingga jauh dari nyaman terutama bagi para lansia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sharif menjelaskan, jemaah haji, khususnya lansia, sulit beristirahat dan bergerak.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat banyaknya jumlah lansia di antara jemaah kita. Mereka membutuhkan ruang yang lebih luas untuk beristirahat dengan layak,” ujar Syarief, di Arafah, Sabtu (15/04/2024).

Situasi tersebut diperparah dengan sejumlah lansia yang harus segera dilarikan ke rumah sakit setempat akibat kondisi kesehatan yang memburuk.

Beberapa lansia mengalami dehidrasi dan kelelahan ekstrem, yang merupakan risiko serius dalam iklim panas di Arafah.

Para petugas haji di lapangan juga mengakui bahwa pengaturan tenda yang sempit itu menimbulkan tantangan dalam memberikan pelayanan optimal kepada para jemaah.

Oleh karena itu, Syarief menekankan pentingnya evaluasi dan perbaikan segera dari pihak penyelenggara haji untuk memastikan kondisi yang lebih baik di masa mendatang.

Syarif pun meminta Kementerian Agama (Kemenag) sebagai pihak yang bertanggung jawab, untuk memberikan penjelasan serta solusi atas permasalahan tersebut.

“Kita perlu memastikan bahwa semua jemaah, terutama yang berusia lansia, mendapatkan kenyamanan dan keamanan selama menjalankan ibadah haji. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” tambah Syarief.

Sebagai informasi, tenda-tenda di Arafah memang menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam pelaksanaan haji setiap tahunnya.

Dengan jumlah jemaah yang mencapai ratusan ribu, pengelolaan logistik dan akomodasi harus dilakukan dengan sangat cermat.

Kesehatan dan keselamatan jemaah haji, terutama kelompok rentan seperti lansia, harus menjadi prioritas utama.

Syarif menilai, evaluasi menyeluruh soal kondisi tenda dan fasilitas diharapkan bisa membawa perbaikan signifikan dalam pelaksanaan haji pada tahun-tahun mendatang.

“Kita tidak boleh lengah, setiap jemaah memiliki hak untuk beribadah dengan tenang dan nyaman,” ucapnya.

Sumber: kompas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *