Penyakit Jantung Koroner Menyerang Pada Usia Produktif, Pola Hidup Sehat Merupakan Pencegahan Yang Paling Utama

Penyakit Jantung Koroner Menyerang Pada Usia Produktif
Penyakit Jantung Koroner Menyerang Pada Usia Produktif
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idYahya Berkahanto Juwana, Dokter Spesialis jantung sekaligus lulusan Universitas Indonesia (UI), menekankan pentingnya pola hidup sehat bagi masyarakat untuk mencegah penyakit jantung koroner. Pencegahan adalah obat terbaik. Oleh karena itu, pola hidup sehat sangat diperlukan untuk mencegah penyakit jantung koroner, kata Yahya dalam diskusi media di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024.

Yahya menjelaskan, perubahan gaya hidup melalui konsumsi makanan dan minuman sehat serta rutin berolahraga merupakan cara sederhana untuk menekan risiko penyakit, khususnya penyakit jantung koroner.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Secara spesifik, pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain olahraga 150 menit per minggu, pola makan terkontrol dengan garam kurang dari 2 gram per hari, menghindari gorengan, MSG, makanan berlemak, fast food, soda. , dan lain-lain penerimaan diet Mediterania. Kemudian, tidur atau istirahat untuk menghindari stres, menjaga berat badan yang sehat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak bermeditasi.

Selain itu, ia menyarankan agar orang dewasa rutin melakukan medical checkup (MCU) dan konsultasi jantung dengan dokter spesialis. “MCU sangat penting sebagai skrining awal untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit jantung atau tidak. Penyakit ini sering tidak terdeteksi gejalanya lalu tiba-tiba terkena serangan jantung, maka sering disebut silent killer,” ujarnya.

Lebih lanjut Yahya menyampaikan, penyakit jantung koroner tak hanya dialami oleh orang yang berusia lanjut, tetapi juga menyerang kelompok usia produktif.

Menurut dia, penyakit jantung terjadi karena adanya Atherosclerotic (Aterosklerosis) yang merupakan kondisi medis berupa penumpukan plak yang tumbuh secara bertahap di dalam dinding arteri dan menyebabkan adanya penyempitan pembuluh darah.

Pada kondisi tertentu, plak dapat pecah dan memicu pembentukan gumpalan darah yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah sepenuhnya. Hal ini dapat mengganggu aliran darah normal dan meningkatkan risiko timbulnya penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, atau gangguan sirkulasi lainnya.

Penanganan penyumbatan pembuluh darah dapat melibatkan berbagai metode, tergantung pada tingkat keparahan sumbatan dan letak lokasi sumbatan. Ia mengatakan, pemasangan stent atau ring jantung masih menjadi solusi efektif untuk mengatasi penyumbatan pembuluh darah.

Oleh karena itu Yahya mengimbau agar masyarakat, terutama yang berusia produktif agar menjaga gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit jantung. “Penderita penyakit jantung koroner tidak selalu harus pasang ring. Pada beberapa kasus, bahkan cukup dengan melalukan gaya hidup sehat serta terapi pengobatan saja,” katanya.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia, data BPJS Kesehatan pada November 2022 menunjukkan biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah menghabiskan hampir separuh dari total biaya, sebesar Rp10,9 triliun dengan jumlah kasus sebanyak 13.972.050 kasus.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *