Ransomware, Siapa Berani Lawan?

Ransomware
Young Asian male frustrated, confused and headache by ransomware attack on desktop screen, notebook and smartphone, cyber attack and internet security concepts (Young Asian male frustrated, confused and headache by ransomware attack on desktop screen,
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Laksamana Sukardi – Politisi dan Mantan Menteri BUMN

Hajinews.co.id – Ketergantungan kita terhadap internet dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan penyelenggaraan negara akan semakin besar, demikian juga ancaman terhadap cyberattacks dalam bentuk apapun termasuk ransomware (bajak internet).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Bajak internet berbeda dengan bajak laut yang bisa dicegah dengan menempatkan pengawal bersenjata didalam kapal. Bajak internet atau ransomware tidak nampak secara fisik dan serangan dilakukan dari segala penjuru dunia!

Semakin canggih sistem cyber security yang diterapkan, akan semakin canggih pula ransomware! Dan yang membuat banyak organisasi pengguna internet seperti perusahaan perusaahaan industri dan jasa bahkan organisasi nir laba yang menjadi korban, karena mereka hanyalah sebagai user bukan developer software.

Mereka tidak secanggih para hackers yang pada umumnya anak anak muda yang sangat cepat belajar dan bergerak. Apalagi jika dibandingkan dengan organisasi pemerintah atau birokrat yang pada umumnya lambat dan tidak memiliki motivasi tinggi.

Pada umumnya hackers melakukan infiltrasi ke dalam server dan sistem internal, melakukan incryption (acak data) terhadap informasi penting, kemudian meminta imbalan (uang tebusan) dalam bentuk mata uang crypto yang kemudian diuangkan di bursa China.

Dalam perang cyber serangan dilakukan dengan melakukan take down (mematikan) sistem operasi instalasi penting, seperti listrik, distribusi minyak, bahkan sistem operasi perbankan. Rusia pernah melakukannya dengan mematikan operasi Pembangkit Listrik di Ukraina.

Selain itu kita sulit melacak sumber serangan karena IP (Internet Protocol) address (alamat penyerang) yang diacak secara canggih. Peluang bisnis ransomware semakin menggiurkan dalam era digital.

Bahkan Korea Utara, sejak mengalami sangsi pemboikotan oleh negara negara barat, mereka merespons dengan membangun pasukan yang dinamakan cyber warrior.

Miri Collegge dan Kim Il Sung Military University melatih 1000 cyber warriors setiap tahun. Pada umumnya mereka menyerang perusahaan besar dan UKM serta organisasi penting di Korea Selatan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *