Ustadz Adi Hidayat Melarang Kita Marah ke Anak, Ini Alasannya

Ustadz Adi Hidayat Melarang Kita Marah ke Anak

Hajinews.co.idSebagai orang tua, kita terkadang masih marah-marah kepada anak, padahal kita tahu bahwa setiap tindakannya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan.

Kemarahan seringkali muncul ketika kita melihat perilakunya tidak sesuai harapan. Namun penting untuk diingat bahwa bimbingan kasih sayang dan pengertian adalah kunci untuk membantu mereka berkembang menjadi orang baik.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dengan pendekatan yang sabar dan komunikasi yang efektif, kita dapat membantu anak kita belajar dari kesalahannya sekaligus menjaga hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam ceramahnya yang salah satu videonya diunggah di channel YouTube @Gerbangrezeki menekankan pentingnya bersabar dan tidak mudah marah pada anak.

Menurutnya, anak-anak belum sepenuhnya bertanggung jawab atas perbuatan mereka karena masih dalam proses belajar.

Ini Penyebab Tidak Boleh Marah Kepada Anak

“Jangan marah sama anak karena mereka belum dihisab. Anda yang dihisab, tidak lucu kalau yang dihisab marah pada yang belum dihisab,” ujarnya.

UAH menjelaskan bahwa jika Allah, Sang Pencipta, tidak marah kepada anak-anak atas kesalahan mereka, maka sebagai orang tua atau orang dewasa, kita juga seharusnya tidak perlu marah.

“Anak-anak sedang belajar, jadi kesalahan yang mereka buat adalah bagian dari proses tersebut,” tambahnya.

Ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan harapan, UAH menyarankan agar orang tua memulai dengan beristighfar. Hal ini penting karena anak-anak hanya meniru apa yang mereka lihat dan dengar di lingkungan mereka.

Setelah beristigfar, orang tua diimbau untuk memohon kebaikan bagi anak-anak mereka dalam doa. “Setelah beristigfar, mohonkan kepada Allah kebaikan bagi anak-anak kita,” jelasnya.

UAH juga menekankan bahwa seringkali, kebaikan yang ditunjukkan oleh orang tua akan otomatis diikuti oleh anak-anak mereka.

“Biasanya kalau orang tua sudah memulai dengan kebaikan, anak-anak akan mengikuti tanpa diminta,” katanya.

Kunci Mendidik Anak Ada di Sini

Menurut UAH, kunci utama untuk memiliki anak yang saleh adalah orang tua yang selalu berusaha memperbaiki diri dan menjadi contoh yang baik.

Dalam ceramahnya, UAH menegaskan bahwa Al-Qur’an mengajarkan pentingnya memperbaiki diri sebagai langkah awal untuk mendidik anak-anak menjadi individu yang baik.

“Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menyarankan untuk memperbaiki diri dan berbuat baik sebagai cara mendidik anak,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa orang tua harus bisa menahan diri dari emosi negatif seperti marah ketika mendidik anak.

Menurut UAH, anak-anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan dididik dengan baik. Ia mengingatkan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab spiritual yang harus dijalankan dengan penuh kesadaran.

“Anak-anak belajar dari lingkungannya, dan proses ini kadang melibatkan kesalahan. Kita harus menghargai proses belajar ini dan tidak menghukumnya dengan keras,” tambahnya.

Ceramah UAH juga menyatakan bahwa perubahan positif dalam diri anak seringkali dimulai dari perubahan positif dalam diri orang tua.

“Kebaikan itu menular, dan anak-anak akan meresponnya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa dalam mendidik anak, orang tua harus menemukan keseimbangan antara bersikap tegas dan lembut.

Ustadz Adi Hidayat menutup ceramahnya dengan mengingatkan bahwa perjalanan menjadi orang tua adalah perjalanan spiritual yang penuh tantangan namun juga keindahan.

“Anak-anak adalah cermin dari kita, jadi marilah kita menjadi contoh yang baik,” tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *