Punya Masalah Seberat Apapun Tak Usah Khawatir, Ini Nasihat Menyejukkan Buya Yahya

Punya Masalah Seberat Apapun Tak Usah Khawatir
Buya Yahya

Hajinews.co.idPengasuh Ponpes Al-Bahjah, Cirebon, KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) memberikan nasihat menyejukkan untuk siapa saja yang sedang memiliki masalah yang besar.

Bahkan Buya Yahya menandaskan bahwa masalah seberat apapun bisa terlewati jikalau kita melakukan hal ini.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa sejatinya masalah itu sebagai salah satu bentuk ujian Allah kepada manusia yang akan mengangkap derajat seseorang.

“Siapapun yang punya masalah besar seperti apapun kita mengingat Allah yang Maha Kuasa,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @al-Bahjah TV, Rabu (07/08/2024).

“Bahwasanya tiada ujian yang Allah berikan kepada seorang hamba, kecuali karena Allah ingin mengangkat hamba tersebut,” imbuhnya.

Jangan Putus Asa

Lantas Buya Yahya mengatakan bahwa ujian bentuknya bisa bermacam-macam. Beliu memberikan contoh ujian seperti istri dizalimi suami atau sebaliknya, seorang sahabat dizalimi sahabatnya dan lain sebagainya.

Atas ujian ini Buya Yahya memberikan nasihat supaya tidak sampai berputus asa bahkan sampai mengakhiri hidupnya.

Menurutnya itu bukan solusi, sebaliknya itu merupakan perbuatan yang keji.

Sikap terbaik saat menghadapi masalah ialah berusaha mencari solusi serta memperbanyak mengingat Allah SWT dan berdoa kepada-Nya.

Doa Agar Hidup Tenang dan Bebas dari Masalah

Dilansir dari NU Online, Imam Al-Ghazali menganjurkan kita untuk membaca sebuah doa ketika kita dirundung oleh satu masalah kehidupan tertentu (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 409).

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَائُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ غَمِّي وَذَهَابَ حُزْنِي وَهَمِّي

Allāhumma innī ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika. Nāshiyatī bi yadika mādhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qadhā’uka. As’aluka bi kulli ismin huwa laka sammayta bihī nafsaka, wa anzaltahū fī kitābika, aw ‘allamtahū ahadan min khalqika, awista’tsarta bihī fī ilmil ghaybi ‘indaka, an taj’alal qur’āna rabī‘a qalbī, wa nūra shadrī, wa jilā’a ghammī, wa dzahāba huznī wa hammī

Artinya: Ya Allah, sungguh aku hamba-Mu, putra hamba-Mu (laki-laki), putra hamba-Mu (perempuan). Nasibku di tangan-Mu, berlaku padaku ketentuan-Mu, adil padaku putusan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu yang Kau sebut untuk diri-Mu, (nama) yang Kau turunkan dalam kitab-Mu, (nama) yang Kau ajarkan pada segelintir hamba-Mu, atau (nama) yang hanya Kau sendiri yang mengetahuinya dalam pengetahuan ghaib agar Kau menjadikan Al-Qur’an sebagai musim semi (di) hatiku, cahaya batinku, pelenyap kebingunganku, dan penghilang kesedihan serta kebimbanganku.

Doa ini dikutip oleh Imam Al-Ghazali dari riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim sebagai berikut:

قال صلى الله عليه و سلم ما أصاب أحدا حزن فقال ذلك إلا أذهب الله همه وأبدله مكانه فرحا فقيل له يا رسول الله أفلا نتعلمها فقال صلى الله عليه و سلم بلى ينبغي لمن سمعها أن يتعلمها

Artinya: Rasulullah saw bersabda: ‘Tidaklah orang yang dirundung sebuah masalah yang membuatnya sedih, lalu membaca doa itu, melainkan Allah akan menghilangkan kebimbangannya dan menggantikannya dengan kebahagiaan.’ Rasulullah ditanya, ‘Apakah tidak boleh kami mempelajarinya?’ ‘Tentu (boleh), seharusnya orang yang pernah mendengarnya mempelajari doa tersebut,’ jawab Rasulullah (HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *