Hajinews.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi tidak mempersoalkan kehadiran Perwakilan Khusus AS untuk Pemajuan Hak Asasi Manusia Kelompok LGBTQI+ Jessica Stern di Indonesia selama tidak melakukan kampanye GLBTQI+ di negara tersebut.
“Kehadiran utusan khusus pemerintah AS atau Jessica Stern untuk hak-hak LGBT itu bagus asalkan tidak melakukan kampanye LGBT di Indonesia,” kata pria yg akrab dipanggil Gus Fahrur itu, Kamis (12/01).
Gus Fahrur meminta Jessica memahami bahwa perilaku LGBT adalah perilaku yang menyimpang secara sosial terhadap norma, moral, etika, agama, dan nilai-nilai warga negara Indonesia.
Ia bahkan menyebut perilaku LGBT juga dimaknai sebagai penyimpangan dari fitrah dan kodrat manusia. Ia mengatakan bahwa manusia diciptakan dengan dua jenis untuk berpasang-pasangan, yaitu laki-laki dan perempuan.
“Konsepsi ini diatur dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Perkawinan pada Pasal 1 menyatakan hanya antara laki-laki dan perempuan, yang secara tidak langsung perkawinan sejenis bertentangan dengan hukum Indonesia,” kata Gus Fahrur.
Jessica Stern dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada 7-9 Desember mendatang. Stern direncanakan bertemu dengan pemerintah dan perwakilan dari masyarakat sipil untuk membahas hak asasi manusia, termasuk memajukan hak asasi manusia LGBTQI+.
Rencana itu lantas menuai penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Waketum MUI Anwar Abbas menilai pemerintah Indonesia sudah sepatutnya tidak menerima tamu yang tujuannya untuk merusak nilai-nilai luhur dari agama dan budaya bangsa Indonesia.
“Perilaku LGBT tersebut juga sangat berbahaya karena antimanusia dan kemanusiaan, sebab jika perilaku tersebut dibiarkan maka dia akan bisa membuat umat manusia punah di muka bumi ini,” kata Anwar.