Qamal Mustaqim, Chairman Karya Rama Prima (KaErpe), kelompok ahli yang terlibat dalam penilaian wilayah JIS, mengungkapkan permasalahan wilayah JIS yang tidak memenuhi standar FIFA.
Rumput Zoysia japonica saat ini digunakan di Stadion JIS. Jenis rumput ini sebenarnya memenuhi standar FIFA dan banyak digunakan di stadion sepak bola Eropa. Misalnya raksasa kebanggaan Jerman Bayern Munich, Allianz Arena. Yang menjadi masalah adalah media dan penanaman rumputnya.
Sejak awal pembangunan, JIS dirancang memakai rumput berjenis hybrid. Rumput berjenis hybrid ini adalah rumput perpaduan antara rumput alami dengan sintetis. Adapun rumput hybrid ini ditanam di area lapangan utama dan lapangan latih.
Rupanya penggunaan rumput jenis hybrid ini sudah digunakan di stadion-stadion ternama Eropa. Tercatat jika stadion-stadion tersebut antara lain Wanda Metropolitano Stadium, Tottenham Hotspurs Stadium, hingga Allianz Arena milik Bayern Munchen.
“Rumput jenisnya japonica cuma ditanam di karpet sintetis,” kata Qamal ditemui usai meninjau JIS, Jakarta Utara, Selasa (4/7).
Karpet sintetis sebagai media tanam itu terpantau dangkal. Sehingga akar rumput tidak menembus sampai ke tanah. Hal itu membuat rumput tidak mendapat sinar matahari dan air yang cukup untuk tumbuh.
“Medianya dangkal, jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari enggak cukup,” jelas Qamal.
Ahli agronomi ini menyampaikan, rumput jenis ini normalnya butuh waktu 8 jam penuh disinari matahari. Sedangkan, di JIS semisal di area selatan lapangan hanya mendapat cahaya matahari sekitar 6 jam sehari.